Bangsa jepang terkenal dengan berbagai budaya yang dilestarikan sehingga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Tidak hanya itu, budaya  berupa musik, game, film, kartun dan budaya populer lainnya juga menjadi semacam magnet bagi para penggemarnya di berbagai lapisan masyarakat di dunia.Â
Masyarakat Jepang juga terkenal dengan stereotipe etos kerjanya yang baik, yang tersimbolisasi dengan semangat prinsip bushido dari sosok Samurai yaitu seorang kesatria yang gagah. Lalu siapa dan bagaimana definisi sebenarnya samurai itu ?
Media perfilman dan media populer lain seperti komik dll, turut memperkenalkan dan memberikan stereotipe tentang apa itu Samurai. Samurai memiliki imej sebagai seorang yang memiliki pedang dan kuat yang digunakan untuk bertempur.Â
Sayangnya film atau media populer lain seperti novel, komik, game yang terbit dan beredar di Indonesia tidak menyajikan film atau karya yang otentik menggambarkan siapa, apa dan bagaimana kehidupan Samurai itu. Bahkan orang Indonesia sendiri sering salah menyebutkan bahwa Samurai adalah sebuah pedang tradisional Jepang, yang sebenarnya pedang dalam bahasa Jepang disebut Katana.Â
Sebelum kita mengetahui apa itu "Samurai", akan lebih baik kita memahami apa itu Bushi dalam kata Bushido. Makna kata Bushi adalah seseorang yang "memiliki Senjata dan  kemampuan bertempur",  dan ekuivalen dengan kata prajurit (soldier). Sedangkan Bushido adalah semangat dan kode etik bagi seorang prajurit/Bushi.Â
Sedangkan Samurai adalah salah satu kelas sosial pada masyarakat Jepang feodal. Berasal dari kata "Saburau", yaitu sebuah kata kerja yang bermakna literal "untuk melayani", dengan konteks makna "untuk melayani seseorang".Â
Karena memiliki konteks makna "untuk melayani seseorang", meskipun terlibat dalam kemiliteran dan memiliki kemampuan tempur yang hebat, seorang prajurit atau Bushi tidak dapat disebut sebagai Samurai. Dengan kata lain, seorang prajurit/Bushi tidak dapat disebut sebagai Samurai jika tidak melayani seorang tuan atau bangsawan. Â
Ketika zaman feodal di mana banyak terjadi perang saudara di Jepang, banyak prajurit yang direkrut dari kalangan masyarakat biasa yang bukan Samurai. Masyarakat dari kelas sosial lain diwajibkan dan dipersenjatai kemudian dipekerjakan untuk berpartisipasi dalam peperangan baik itu untuk menyerang lawan atau mempertahankan daerah kekuasaan tuannya.Â
Prajurit dari kalangan masyarakat umum tersebut diberinama "ashigaru" atau "light infantry", yaitu prajurit yang berjalan kaki. Dan diantara banyaknya prajurit dalam pasukan tersebut, hanya seorang Samurai resmi yang diperbolehkan mengendarai kuda atau yang tergabung dalam pasukan kavaleri berkuda.
Seorang semurai memiliki kemampuan bertarung dan bertempur, karena sejak usia dini seorang anak yang terlahir dari keluarga Samurai diharapkan dapat menjadi seorang prajurit yang memiliki kemampuan menggunakan senjata dan bertempur.Â
Selain keluarga Kaisar, para aristokrat di kekaisaran, pendeta, keluarga Shogun dan anggota keluarga Daimyo yang merupakan seorang tuan tanah dan pemimpin Clan di suatu wilayah, para keluarga Samurai memiliki literasi pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan  kalangan masyarakat lain. Seperti petani, pedagang, pengrajin dan buruh. Karena selain peran Samurai sebagai seorang prajurit, dengan kemampuan literasinya seorang samurai berperan sebagai birokrat, kepolisian, petugas administrasi dan abdi dalam keluarga bangsawan.Â
Masyarakat kelas sosial samurai dapat secara turun temurun meneruskan kelas sosialnya kepada keturunannya, atau seseorang dari kalangan kelas sosial yang lain diberikan anugrah untuk menempati berganti kelas sosial menjadi Samurai.
Tidak bisa dipungkiri bahwa terminologi Samurai memiliki makna yang berambigu. Â Definisi di tiap zaman pada Jepang era feodal mengenai Samurai juga sedikit berbeda. Â Bahkan mungkin dengan maksud untuk menyederhanakan, baik di film atau budaya populer yang lain, setiap orang yang bertempur dalam peperangan di zaman feodal Jepang atau seseorang yang menyanding pedang dikatakan sebagai samurai. Â
Definisi di tiap zaman pada Jepang era feodal mengenai Samurai juga sedikit berbeda. Dapat dikatakan secara sederhana bahwa Samurai sebagai kelas sosial, adalah kelas masyarakat dimana Ia "bekerja dan melayani kaum bangsawan" di Jepang era feodal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H