Masih segar dalam ingatanku, judul tulisan pertama yang aku upload yaitu, " Aef Syaifuddin, Dibalik Diamnya, Â Tersembunyi Kepiawaian Nyentriknya." Â
Artikel ini mengisahkan sosok seorang teman kuliah yang di masa orientasi didaulat sebagai komandan peleton (danton) yang lucu tapi cerdas menghadapi keinginan para senior yang cenderung mengada-ada.Â
Terus terang saja artikel ini hanya dapat penilaian dari beberapa orang saja dan tidak mendapatkan katagori pilihan, apalagi utama, karena aku awam, belum tahu mekanisme yang berlaku di kompasiana.Â
Kondisi itu diperparah lagi dengan masih sangat langkahnya kompasioner asal Bengkulu, sehingga praktis tidak ada tempat bertanya atau untuk diskusi.Â
Untunglah dalam kondisi yang bingung dan belum tahu apa yang harus diperbuat, ada seorang kompasioner senior berasal dari Cianjur Wiwin Zen yang dalam tulisannya mengulas tata cara menulis di kompasiana. com secara detail sampai dengan syarat mendapatkan centang biru.Â
Berbekal dari situ dan seiring dengan berjalannya waktu, banyak kompasioner yang mengulas, mengkritik keberadaan dan kebijakan pengelola kompasiana.com, maka pelan tapi pasti pengetahuanku tentang kompasiana. com bertambah.Â
Sebagai kompasioner pemula aku menyadari bahwa belum ada yang mesti dibanggakan, karena  dari sejumlah 420 buah artikel yang tayang, hanya 2 artikel yang masuk katagori artikel utama (AU).Â
Namun demikian saya senang, meskipun tulisan kurang bermutu dan tidak layak masuk katagori AU, tapi tetap tayang sepanjang tidak melanggar ketentuan yang berlaku di kompasiana.com.
Dirgahayu kompasiana.com ke-16, wahana bagi penulis dan pembaca serta kanal menuangkan gagasan positif dan ide kreatif. Â Jayalah selamanya.Â
Majulah kita semua.#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H