Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cara Meminimalisir Kekerasan di Sekolah, Perankan Orang Tua/Wali dan Berdayakan Guru Bimbingan Konseling (BK)

6 Oktober 2024   15:58 Diperbarui: 6 Oktober 2024   16:00 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Topik pilihan Kompasiana.com

Cara Meminimalisir  Kekerasan di Sekolah, Perankan Orang Tua/Wali dan Berdayakan Guru Bimbingan Konseling (BK)

Fenomena kekerasan yang terjadi disekolah sesungguhnya bukan sesuatu yang baru, melainkan sudah biasa terjadi sejak sebuah sekolah itu (ada).

Hanya saja pada era dahulu (sebut saja era 70-an sampai dengan 80-an) persoalan kekerasan ini tidak pernah terekspos karena masih langkahnya fasilitas teknologi  informasi dan sedikitnya pewarta.

Disamping itu murid/siswa siswi dan orang tua wali murid/ siswa-siswi lebih memilih diam dan lebih menempuh penyelesaiannya berdamai secara kekeluargaan, meskipun sebenarnya apa yang dialami murid/siswa-siswi sudah cukup parah, bahkan terkadang sudah mengarah kekriminal.

Tidak sebatas kekerasan fisik yang dialami, tetapi kekerasan verbal berupa cacian, makian, sumpah serapa dan bahkan sudah mengarahkan kepada penghinaan serta pelecehan  dari oknum guru, itu  dianggap biasa saja.

Karena murid/siswa dan orang tua wali murid/siswa-siswi menganggap perlakuan tersebut  masih dalam kerangka proses pendidikan, untuk menjadikan kepribadian murid/siswa-siswi  menjadi lebih baik dan hidup disiplin.

Oknum guru juga memberlakukan pendidikan secara keras tersebut tidak kepada semua murid/siswa-siswi, melainkan terhadap murid/siswa-siswi yang " nakal " dan pantas untuk menerimanya.

Jadi sepengetahuan saya, yang menjadi murid/siswa di tahun 70-an sampai 80-an tidak terdengar oknum guru yang berurusan dengan aparat penegak hukum akibat "keras" terhadap murid/siswa-siswi-nya.

Kondisi diera dahulu dan era hari ini tentu sangat berbeda nyata, saat dimana fasilitas teknologi informasi sudah  canggih, tidak ada ruang pembatas lagi dan hampir semua orang sudah dapat menjadi informan, sehingga sekecil apapun kejadian di sekolah dapat dengan mudah untuk diketahui dan diakses oleh orang banyak.

Lalu pertanyaannya, dapatkah kekerasan di sekolah dihilangkan   ?

Pertanyaan atau fenomena ini amat sangat sulit untuk dijawab, mengingat guru, murid/ siswa-siswi  sebagai  komponen utama sebuah sekolah adalah manusia biasa yang tidak luput dari khilaf, salah dan dosa seperti kebanyakan manusia pada umumnya.

Disamping itu pemicu kekerasan tersebut, tidak hanya disebabkan oleh faktor murid/siswa-siswi, tapi faktor orang tua wali juga berperan, misalnya orang tua wali karena sesuatu hal, belum dapat memenuhi atau melunasi  kewajiban di sekolah anaknya.

Sehingga kondisi ini membuat kesal oknum guru dan kekesalan ini ditumpahkan kepada anaknya, yang notabene juga adalah murid/siswa-siswi-nya disekolah.

Saya pernah menjadi " guru pembantu " di 3 sekolah  dan 3  wilayah pedesaan dengan budaya masyarakatnya relatif berbeda, betapa sulitnya untuk menjadi seorang guru yang ideal ditengah keberagaman latar belakang siswa-siswi-nya.

Oleh karena itu guru harus bijak serta hati-hati dalam bersikap dan "menghukum"  murid/siswa-siswi yang dianggap tidak disiplin dan cenderung melanggar tata tertib sekolah.

Secara kelembagaan, sekolah hendaklah selalu memerankan orang tua wali dan memberdayakan guru bimbingan konseling (BK) setiap kali ada pelanggaran yang di lakukan murid/siswa-siswi.

Langkah ini bertujuan agar persoalan kecil tidak berkembang menjadi persoalan  besar yang akan berakibat vatal dan  juga tentunya akan merugikan murid/siswa-siswi serta berdampak negatif  terhadap nama baik sekolah.

Mencegah tentu akan lebih baik ketimbang menindak dan menjatuhkan  hukuman kepada pelaku pelanggaran, terlebih persoalan sekolah, diantara murid/siswa-siswi dan guru sampai diselesaikan oleh aparat penegak hukum.

Jadi menurut saya kekerasan di sekolah hanya dapat diminimalisir dengan formula kolaborasi diantara pihak sekolah dan orang tua wali murid/siswa-siswi serta memaksimalkan tugas dan fungsi guru bimbingan konseling (BK ). #

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun