Mobil bergerak lambat, serine berbunyi keras lalu melaju cepat menuju lokasi pemakaman umum yang letaknya relatif jauh dari rumah almarhum.
Kendaraan saya yang membawa sebagian dari anak-anak almarhum mengiringi dan selama dalam perjalanan terasa hening, walaupun sesekali ada suara tangisan dari salah seorang  cucu almarhum.
Setelah kurang lebih 20 menit di perjalanan, saya lihat mobil jenazah memberi isyarat dengan menyalahkan lampu sen kanan, pertanda sudah akan memasuki areal pemakaman umum.
Tiba di pemakaman, Â dengan hati-hati jenazah dikeluarkan dari keranda, lalu diangkat dan diberikan kepada 3 orang yang sudah berada di dalam lobang makam.
Kemudian jenazah diletakkan diliang lahat sambil tali ikatan kapan dilepas dan dihadapkan ke arah kiblat, lalu ditutup dengan menggunakan papan yang sudah diserut halus.
Sampai tahapan ini saya merasakan sedih  bercampur sedikit takut dan terbayang bahwa di suatu saat nanti akan diberlakukan seperti itu juga.
Rasa sedih bercampur aduk dengan ketakutan itu bertambah, manakala lobang makam mulai diurug dan terus diurug sampai rata dengan permukaan tanah dan dibuatkan gundukan tanah sedikit tinggi, sebagai tanda  bahwa ini adalah kuburan.#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H