BGN  "  Bisa  "  Atasi Masalah Gizi Bila Tata Kelola Program Kegiatannya  Benar dan Berkelanjutan  ?Â
Bismillah,Â
Lahirnya Badan Gizi Nasional (BGN) dalam kerangka mengakomodir janji kampanye Capres-Cawapres terpilih Pranowo-Gibran Pilpres  Pebruari 2024 yang lalu tentang Program makan bergizi gratis.Â
Agar program itu tidak stagnan, artinya dapat langsung  dieksekusi pada tahun anggaran 2025  yang akan datang maka lembaga/badan yang berkompeten mengurusi program tersebut jika dibentuk dari sekarang merupakan langkah tepat.Â
Juga kelembagaanya berupa badan selevel kementerian negara yang berada dibawah dan  bertanggungjawab langsung kepada Presiden adalah keputusan yang paripurna, seperti apa yang sudah pernah saya tulis di platform ini.Â
Oleh karena pelantikan Presiden-Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029. sudah semakin dekat dan  akan diikuti dengan terbentuknya kabinet baru.
Serta mengingat  banyaknya lembaga/kementerian yang bersentuhan dengan persoalan gizi dan kesehatan, maka Badan Gizi Nasional (BGN) harus cepat mengambil langkah strategis dan Jurus ampuh  dalam operasionalnya.Â
Adapun Langkah-Langkah Strategis yang dimaksud  yaitu :
Pertama. Â Membentuk kelengkapan Badan dari pejabat eselon 1 sampai staf dan melakukan seleksi pejabat dan mengangkat pejabat serta kelengkapan lainnya. Postur Badan ramping saja, cukup 5 eselon 1 dan setiap eselon 1 ada 3 eselon 2.
Kedua. Melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga non kementerian yang terkait untuk bahan menyusun visi-misi BGN agar tidak tumpang tindih dengan visi-misi kementerian/lembaga non kementerian lain, karena sudah ada Badan Ketahanan Pangan, Bulog, Kementan, Kemenkes, BKKBN, dan lain-lain.Â
Ketiga. Membentuk BGN Propinsi, kabupaten dan kecamatan serta  unsur-unsur kelengkapannya sebagai instansi vertikal di daerah, jangan hanya " ditumbangkan " pada dinas/instansi yang ada.Â
Keempat. Memastikan anggaran yang dibutuhkan cukup untuk jangka waktu tertentu, dengan prioritas wilayah dan kelompok sasaran (anak usia dini, siswa-siswi, atau Ibu hamil/menyusui).Â
Sedangkan Jurus-jurus ampuhnya adalah sebagai berikut  :
Satu. Melakukan sosialisasi kepada pihak dinas/instansi dan stakeholder tentang keberadaan BGN serta program dan kegiatan yang hendak dilakukan.Â
Dua. Melakukan pendataan siswa dan ibu hamil/menyusui sesuai dengan sasaran dari program kegiatan.Â
Tiga. Kerjasama dan  melibatkan langsung pengurus PKK tingkat desa/kelurahan dalam operasional dilapangan atau sekolah/madrasah.
Disamping 3 langkah dan 3  jurus tersebut diatas, tentu sebelum kegiatan dilakukan perlu dilakukan bimtek dan pelatihan untuk para petugas  dan tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat langsung.Â
Juga yang tidak kalah pentingnya yaitu monitoring dan evaluasi berkala, baik program kegiatan sedang berjalan maupun diakhir kegiatan sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan pada tahun berikutnya.Â
Majulah kita semua. #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H