Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menuju Areal Perkebunan Kopi "Semiyak" Lebong Jalannya Mendaki Ekstrim, Melintas Ekstra Hati-hati!

7 Agustus 2024   06:21 Diperbarui: 7 Agustus 2024   06:24 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menuju Areal Perkebunan Kopi  "  Semiyak "  Lebong Jalannya Mendaki Ekstrim,  Melintas Ekstra Hati-hati  !

Bismillah,

Tidak terbayang dalam benak saya sebelumnya, kalau untuk sampai ke areal perkebunan kopi  rakyat  " semiyak ' Lebong begitu " susah " dan ngeri.

Saya dari kediaman Kota Bengkulu sengaja mengendarai sepeda motor, dengan maksud  agar sampai betul kepondok tujuan untuk tempat bermalam, karena dari informasi yang diterima sepeda motor bisa sampai keareal perkebunan.

Baru saja meninggal Desa Tik Koto Rimbo Pengadang Lebong sebagai titik over dari Kota Curup  untuk memasuki kawasan perkebunan kopi disini, saya sudah dihadapkan pada jalan setapak dengan banyak rintangan.

Jalan sempit  berbatu, berdebuh karena musim kering dan di kanan kiri terdapat lembah yang siap " menampung " bila kendaraan terpeleset.

Semakin masuk kedalam jalanan semakin kecil serta dikiri kanan dipagar tebing (tanah tinggi)  diatas jalan dan terus mendaki, hingga versneling yang digunakan 1-2 saja dengan gas tinggi.

Jembatan sederhana yang musti dilewati untuk menuju areal perkebunan kopi.  sumber :  dokumen pribadi. 
Jembatan sederhana yang musti dilewati untuk menuju areal perkebunan kopi.  sumber :  dokumen pribadi. 


Menapaki jalan yang semakin jauh kedalam semakin ekstrim, akhirnya saya menyerah dan tidak sanggup lagi untuk mengendarai sepeda motor standar yang saya bawah untuk sampai kepondok tujuan.

Dengan kondisi yang sangat lelah, karena saya sudah masuk golongan lansia, maka saya melanjutkan dengan jalan kaki dan sepeda motor dikendarai oleh ponakan saya yang sejak dari luar mengawal saya dengan sepeda motor " khusus " yang di modif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun