Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menghadiri Kenduri di Kampung Sungguh Menyenangkan, Akankah Tradisi Ini Tetap Lestari ?

22 Juli 2024   06:27 Diperbarui: 22 Juli 2024   07:01 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto kenduri.  sumber : dokumen pribadi. 

Menghadiri  Kenduri  Dikampung  Sungguh Menyenangkan,  Akankah Tradisi Ini  Tetap Lestari   ?

Bismillah,

Jika anda  berdomisili dipinggiran kota atau di desa  tentu tidak asing dengan acara kenduri  yang lazim  digelar masyarakat, sebagai wujud syukur atas nikmat yang didapat  atau doa keselamatan apa yang ingin dikerjakan kedepannya.

Kenduri memiliki sejarah yang panjang, sepanjang dengan sejarah peradaban manusia itu sendiri, tatkala  manusia mulai mendiami dan berusaha di suatu  wilayah pemukiman tersebut.

Salah satu suku terbesar di daerah Bengkulu yang mendiami wilayah di bagian selatan merupakan suku yang dari dahulu senang melaksanakan kenduri.

Kenduri sebenarnya tidak lebih dari acara  mengajak kaum kerabat terutama tetangga dekat makan bersama, yang lazim waktunya setelah maghrib menjelang waktu isha.

Hanya saja bedanya dengan makan bersama biasa, dimana jamuan kenduri mengandung maksud dan tujuan tertentu.

Biasanya tatkala mendapat keberuntungan berupa kebaikan-kebaikan sebagai wujud rasa syukur atau untuk melepas  salah seorang anggota keluarga pergi merantau, dalam rangka menuntut ilmu atau bekerja.

Foto menikmati makanan kenduri.  sumber : dokumen pribadi. 
Foto menikmati makanan kenduri.  sumber : dokumen pribadi. 


Adapun ritual acara kenduri ini, sebelum menyantap jamuan makan yang telah tersedia, maka sohibul hajat pidato menyampaikan tujuan dari mengajak kerabat dan tetangga dekat  serta maksud diadakannya kenduri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun