Dan setelahnya selama 8 hari setiap 2 Â minggu Penyuluh Pertanian mengunjungi kelompok tani dalam rangka transfer of teknologi, bila jumlah kelompok taninya 8 buah maka setiap 2 minggu sekali tiap kelompok tani akan terkunjungi dan bila kelompok tani lebih dari 8 buah, maka ada kelompok yang dikunjungi pada sore atau malam hari.Â
Sebagai Pelatih setiap kali pelatihan di BPP adalah para Penyuluh Pertanian senior dan para pejabat dinas/instansi terkait atau dari pihak lain yang memang ahli di bidangnya dan materi tersebut benar-benar dibutuhkan.Â
Materi pelatihan di BPP merupakan hasil analisis masalah di lapangan yang telah disusun secara sistematis dan diharapkan menjadi solusi permasalahan yang dihadapi petani ketika para Penyuluh Pertanian berinteraksi dengan mereka di lapangan.Â
Metode Penyuluhan
Mengingat petani dan keluarganya sebagai sasaran merupakan orang-orang dewasa, maka metode yang digunakan kombinasi dari sistem pendidikan orang dewasa (androgogi) yaitu ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktek yang dihubungkan dengan  pengalaman mereka.Â
Disamping itu untuk lebih meyakinkan lagi tentang teknologi yang dianjurkan, maka Penyuluh Pertanian biasanya  melakukan berbagai macam demontrasi (cara, hasil) dan membangun petak pengalaman dan plot-plot percontohan di lahan petani.Â
Kendatipun sudah sedemikian rupa upaya Penyuluh Pertanian untuk menyakitkan para petani tentang teknologi yang dianjurkan dan diharapkan mendapatkan hasil yang tinggi serta menguntungkan, itupun terkadang kurang diikuti para petani.Â
Permasalahan yang dihadapi para petani di lapangan  memang komplek, tidak hanya sebatas saprotan (benih, pupuk, pestisida) yang harganya relatif mahal dan persediaan terkadang kurang, namun masalah sosial dan ekonomi juga menjadi permasalahan yang cukup serius.Â
Dampak Penyuluhan Pertanian Â
Penyuluhan Pertanian dengan para Penyuluh Pertanian sebagai " Guru " dan kelompok tani berupa " kelas belajar ' serta petani dan keluarganya sebagai " siswa " sudah memberikan kontribusi nyata terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan (PSK).Â
Hal ini terbukti sudah banyak terlihat para petani menggunakan teknologi dalam mengembangkan usaha taninya dan sudah berorientasi kepada keinginan pasar serta menerapkan manajemen keuangan yang dapat memberikan keuntungan.Â