Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menghitung Kebutuhan Pangan (Beras) dan Strategi Mencapai Swasembada Disetiap Distrik

5 Juli 2024   17:37 Diperbarui: 5 Juli 2024   17:37 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poto Hamparan tanaman  padi. sumber :  Whatsapp grup alumni SPMA Bengkulu 84.

Bila lahan sawah yang ada itu diusahakan atau ditanami padi dua kali atau bahkan tiga kali, maka penduduk A mengalami kelebihan atau surplus beras yang tentunya dapat menjadi penyedia atau penyangga desa tetangga disekitarnya. 

Lalu strategi apa yang dapat dilakukan dalam upaya meningkatkan produksi padi (beras)    ? 

Setidak-tidaknya ada 3 usaha pokok yang dapat ditempuh.
Satu.  Intensifikasi.
Penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai dengan anjuran dan rekomendasi dari pihak yang berkompeten, dari penggunaan benih unggul bermutu,  pengolahan tanah yang sempurna, pengaturan pengairan sesuai dengan umur tanaman, melakukan pemupukan berimbang, pengendalian hama penyakit, serta penanganan panen dan pasca panen. 

Dua. Ekstensifikasi
Upaya ini maksudnya melakukan pembangunan berupa pencetakan sawah - sawah baru atau mengembalikan areal persawahan yang hari ini banyak beralih fungsi menjadi areal tanaman perkebunan. Juga termasuk dalam upaya ini yaitu dengan meningkatkan Indeks pertanaman padi di areal persawahan irigasi teknis dan setengah teknis, dari satu kali tanam padi pertahun menjadi 2 - 3 kali, bahkan 4 kali pertahun (IP 400).

Tiga. Diversifikasi.
Upaya diversifikasi yaitu bagaimana menyadarkan masyarakat agar tidak terlalu minded hanya ingin mengkonsumsi beras (nasi) sebagai sumber karbohidrat. Masih banyak bahan makanan yang dapat dikonsumsi untuk dijadikan sumber karbo, misalnya jagung, singkong, ubi jalar, sagu, gadung dan lain-lain. 

Disamping itu pola makan dan porsi makan juga dapat mengurangi jumlah beras (nasi) yang diperlukan, suatu contoh sarapan pagi cukup dengan beberapa potong rebus singkong, makan siang baru dengan nasi putih dan makan malam hanya dengan sedikit nasi dan ditambah rebusan ubi jalar dan sebagainya yang sepadan dan setara gizi yang  terkandung dalam bahan tersebut. 

Namun demikian sangat disadari bahwa penghitungan  sederhana ini dengan mengenyampingkan desa-desa yang tidak terdapat lahan sawahnya dan hal ini tentu dapat dijadikan peluang bagi desa yang mempunyai areal persawahan yang luas untuk mengkaver kebutuhan desa tersebut. 

Jika masing-masing desa atau distrik yang lebih luas lagi sudah mencapai swasembada maka tingkatan wilayah yang lebih luas lagi kecamatan, kabupaten, dan seterusnya juga ikut swasembada pangan (beras). 

Majulah kita semua. #

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun