Kehadiran Cucuku Yang Lucu, Menambah Kebahagiaan dan  Gelarku?
Bismillah,
Kurun waktu dua  setengah bulanan  ini, aku merasakan kebahagiaan yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata dan merasa syukur yang mendalam,  tatkala anak kami dikaruniai seorang anak putri yang lucu.
Meskipun menambah kegiatan sehari-hari walaupun hanya sebatas " bermain-main " dan sebentar-sebentar " mengendongnya," tapi tidak mengurangi arti kebahagiaan yang aku dan isteriku rasakan.
Kebahagiaan yang  aku rasakan bukan tidak beralasan, karena sebagai orang tua yang telah membesarkan dan mengantarkan mereka kejenjang berumah tangga, tentu mendoakan keduanya untuk secepatnya mendapatkan momongan.
Alhamdulillah, do'a dan harapan itu terkabul dan kehadirannya telah merubah panggilan dan menambah " gelar " yang  aku sandang, bila selama ini aku  dipanggil bapak oleh anak-anak,  maka  hari ini dipanggil datuk oleh cucuku.
Kendati sempat banyak tawaran dari anak-anak, aku ingin dipanggil dengan sebutan apa, tapi mereka simpulkan sendiri, aku dipanggil datuk, karena panggilan inilah yang lazim disematkan orang Bengkulu.
Pilihan panggilan yang mereka tawarkan sangat dimaklumi, karena diera keterbukaan ini, orang sudah banyak menggunakan tuturan yang tidak lazim  dan bukan berasal dari warisan leluhur asalnya.
Disamping itu isteriku yang berdarah Jawa  ingin dipanggil dengan mbah putri, mestinya biar linear  aku dipanggil dengan mbah kakung, tapi aku asli berdarah Bengkulu, yang umumnya biasa dipanggil oleh cucu-cucunya dengan nenek lanang atau datuk.
Biarpun panggilan kami tidak ' linear ' tapi tidak menjadi persoalan, yang penting cucu pertama kami Kaxeenah Ahmad Waheedah yang lucu dan cantik itu  selalu sehat serta cepat besar dan bertambah kepandaian.