Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Menunjukkan Bangsa, Pentingnya Memahami Bahasa Suatu Kaum

30 Mei 2024   12:43 Diperbarui: 30 Mei 2024   12:49 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber : dokumen pribadi

Bahasa Menunjukkan  Bangsa, Pentingnya Memahami Bahasa  Suatu Kaum

Bismillah,

Perjalanan saya ketanah Jawa ketika itu bukan yang pertama, melainkan sudah yang kesekian kalinya.

Namun untuk Provinsi Jawa timur terutama daerah Malang Raya memang yang pertama kali.

Keberadaan saya ke daerah Malang Jawa Timur dalam kerangka mendampingi rombongan petani Seluma Bengkulu mengikuti Pekan Nasional (Penas) petani- nelayan.

Even tingkat nasional tersebut dibentang 3-4 tahun sekali secara bergiliran di provinsi yang disepakati.

Pada momen Penas inilah para petani nelayan se-Indonesia saling tukar menukar informasi dan inovasi pertanian dan kelautan, unjuk tangkas serta menampilkan kesenian daerah masing-masing dan lain-lain.

Dalam upaya merekatkan rasa kekeluargaan sesama petani nelayan, mereka tidak ditempatkan dihotel, melainkan disebar dirumah-rumah penduduk setempat.

Sebagai pendamping, saya juga dengan beberapa teman dan petani nelayan  menempati sebuah home stay, rumah penduduk yang telah ditetapkan panitia.

Setelah beberapa hari berada di Kota Malang, iseng saya jalan-jalan di seputaran komplek home stay peserta Penas dan kebetulan disitu banyak pedagang buah apel.

Semua tahu kalau Malang sejak dari saya belajar ilmu pertanian puluhan tahun yang silam sampai sekarang tersohor dengan buah apelnya.

Lalu, ditengah kerumunan para pedagang buah apel tersebut, saya nanya " Mas, ada dodol apel   ? "  karena dari informasi yang didapat buah apel tidak sebatas dijual segar, melainkan dalam bentuk olahan diantaranya dodol.

Dengan sedikit bingung, si mas balik nanya "apa pak   ? "
Kemudian, saya ulangi secara pelan " dodol apel "
Kemudian, dengan cekatan si mas pedagang apel menjawab " ini, itu di dodol semua pak " sambil menunjukkan beberapa tumpukan buah apel segar yang beraneka ragam.

Ketika dijelaskan bahwa yang  saya maksud adalah jualan buah apel yang sudah diolah menjadi dodol.
Spontan,  si mas menggeleng, tanda tidak ada dan rupanya dia salah persepsi, dikiranya  " dodol " maksudnya " jual  "  (bahasa Jawa dodol = jual) dodolan = jualan.

Dari peristiwa kecil tersebut, saya menyadari betapa pentingnya mempelajari dan  memahami bahasa suatu daerah walaupun hanya sekadarnya.

Majulah kita semua. #

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun