Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Luasnya Ladang Amal Ibadah, Termasuk Memelihara Kucing?

25 Mei 2024   06:30 Diperbarui: 25 Mei 2024   06:39 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: Dokumen pribadi. 

Luasnya Ladang Amal ibadah,  Termasuk Memelihara Kucing   ?

Bismillah,

Memelihara kucing sama dengan memelihara hewan lain pada umumnya, harus telaten dan harus ada rasa  kasih sayang.

Yang  wajib menjadi perhatian .terutama pemberian  makan dan menjaga  kesehatannya agar kucing  selalu nampak   lincah dan bersemangat.

Bila kucing selalu diberikan makanan yang sehat dalam porsi yang  cukup dan sekali-kali dimandikan, maka kucing akan terhindar dari penyakit dan kelihatan segar.

Berkenaan dengan kucing ini saya juga memelihara kucing asli Bengkulu (Indonesia) dan menurut saya cukup bagus, besar dan tinggi badannya ukuran sedang dan berbulu dua warna.

Kucing yang saya pelihara sejatinya kucing liar, tapi ketika masuk kekediaman kami kucing tersebut oleh isteri dan anak-anak saya diberi makan kesukaannya (kucing).

Setiap kali si meong itu datang selalu diberi makan dan lama kelamaan kucing tersebut tidak mau pergi lagi, bila keluar dan pasti kucing kembali dan tidur dirumah.

sumber: Dokumen pribadi. 
sumber: Dokumen pribadi. 

Karena sudah jinak dan ketika pulang kerumah " mengeong " seolah-olah minta makan, lalu kucing tersebut kami anggap kucing " milik kami."

Banyak keuntungan setelah kucing itu "tinggal" dikediaman dan kami pelihara, dimana kucing tersebut senang sekali memangsa dua jenis binatang yang menjijikkan yaitu tikus dan cecak.

Sehingga kedua jenis binatang kotor itu hampir tidak ada lagi dikediaman kami karena siang dan malam selalu diintai dan diterkam si meong.

Namun dibalik keuntungan dari ganasnya si meong memangsa tikus dan cecak di rumah, ada juga sifat jelek yang dipendamnya, yaitu acap kali ketika pulang membawah " anak ayam " hidup yang menyesaki mulutnya yang  terdapat banyak taring yang tajam itu.

Boleh jadi anak-anak ayam yang masih kecil-kecil berkeliaran  itu disangka si meong  "burung-burung lepas " yang tidak dapat terbang tinggi.

Kelakuan si meong yang tidak elok itu sering kali membuat tetangga teriak-teriak dan mengejarnya sampai  kediaman kami karena anak ayamnya " digunggung "  si meong.

Jika kejadiannya baru, anak ayam kondisinya masih hidup dan dapat diselamatkan, tapi bila sudah lama atau sampai tidak ketahuan, alamat anak ayam akan mati dan habis dikunyahnya.

Memelihara hewan termasuk kucing dengan kasih sayang, pada satu sisi merupakan ladang amal ibadah dan pada sisi lainnya terkadang merasa  bersalah akibat dari kelakuannya.

Majulah kita semua. #

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun