Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Caleg Kreatif, Memadukan Metode Kampanye Antara Konvensional dan Digitalisasi

25 Januari 2024   20:27 Diperbarui: 25 Januari 2024   20:31 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
APK para caleg terpasang dilokasi strategis Kota Bengkulu. Dokpri. 

Caleg  Kreatif,  Memadukan Metode Kampanye  Antara  Konvensional Dan Digitalisasi.

Siapa bilang kampanye caleg sepi  ?

Sesungguhnya kampanye caleg tidak  seperti yang kita duga, sepi tanpa geliat. Namun dibalik itu mereka terus bergerak, bergerilya menyambangi calon pemberi suara.

Disamping APK berupa spanduk, baliho, banner dan lain-lain yang dijaga terus agar tetap ada dilokasi pemasangan serta mengganti atau memperbarui yang rusak, juga mereka mengadakan pertemuan terbatas.

Memang jarang terlihat ada caleg yang menggelar kampanye secara terbuka dengan memobilisasi  massa  di sebuah lapangan  sambil menghadirkan seorang  artis terkenal, kecuali calegnya memang profesinya " artis " selama ini.

Boleh jadi mereka " para caleg " menganggap metodologi pengerahan massa dalam berkampanye tidak akan efektif atau bisa jadi dianggap " pemborosan ' sesuai dengan arahan " konsultan politiknya. "

Sehingga metode yang ditempuh agar efektif dan efisien ialah dengan pertemuan terbatas pada kelompok-kelompok tertentu atau door to door secara perorangan.

Jika para caleg  menggunakan metodologi tersebut, sudah sepatutnya diapresiasi karena komunikasi yang efektif harus memperhatikan  tahapan-tahapan yang dialami sasaran (calon pemilih) pada proses komunikasi.

Pada tahap pengenalan diri para caleg dan menginginkan agar jumlah yang dapat mengetahui lebih banyak, maka langkah pemasangan APK berupa spanduk, baliho, banner dilokasi-lokasi strategis adalah tindakan yang tepat.

Sedangkan pada tahap meyakinkan sasaran apa yang menjadi visi misi dan program caleg, dengan menggelar diskusi atau dialog pada pertemuan-pertemuan kelompok wajib dilaksanakan.

Sementara itu, untuk lebih meyakinkan lagi sasaran " calon pemilih " maka kunjungan secara perorangan, secara selektif yang hanya  ditujukan kepada " pentolan masyarakat " dapat dilaksanakan pada minggu-minggu terakhir menjelang hari-hari tenang.

Strategi dan metodologi  " senyap "  Itulah yang  mereka " maenkan, " sehingga tidak nampak dipermukaan serta  sekali-kali saja mereka kelihatan " nebeng " tatkala ada kampanye capres-cawapres.

Kendatipun begitu, sebenarnya kampanye para caleg tersebut rame terjadi  didunia maya. Kecanggihan teknologi informasi benar-benar mereka gunakan dengan kreasi ragam produk sosial media.

Tidak hanya sebatas whatsapp grup, instagram, face book, twitter, tapi yang lebih marak berupa vidio dengan gaya tik tok serta bagi caleg yang memilik " budget cukup " tentu membuat iklan yang di tayangkan melalui berbagai macam televisi.

Majulah kita semua. #

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun