Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penculikan Anak, Latar Belakang dan Tips Pencegahan

23 Desember 2023   10:10 Diperbarui: 23 Desember 2023   11:01 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penculikan Anak,  Latar Belakang dan Tips Pencegahan

Bismillah,

Ketika Saya masih kecil,  seusia Sekolah Dasar tahun tujuh puluhan sudah biasa mendengar istilah penculik atau bahasa kampung kami Bengkulu  Selatan di namakan dengan " Pak kulik. "

Kami diwanti-wanti agar bermain jangan jauh-jauh dari tempat tinggal dan jika bepergian jangan sendirian, begitulah kira-kira nasihat orang tua atau para tetua yang ada di kampung, karena ada ' Pak kulik" yang datang entah dari mana.

Berita yang mengerikan dan kondisi mencekam itu tidak begitu lama hilang dengan sendirinya dan tidak terdengar berita ada kasus anak-anak yang diculik. Tidak hanya disekitar kampung kami, melainkan juga di wilayah yang lebih luas lagi sepi dari berita penculikan anak-anak.

Berita penculikan itu sepertinya menjadi berita musiman. Santer terdengar ada " Pak kulik " ketika sedang gencar-gencarnya dilaksanakan mega proyek, seperti pembangunan bendungan dan jembatan pada sungai besar,  serta gedung  mewah dilokasi tertentu.

Terlepas dari rumor diatas bahwa kejahatan secara umum termasuk penculikan anak ini terjadi karena adanya niat dari pelaku dan adanya peluang atau kesempatan untuk melakukan. Oleh karena itu latar belakang penyebab terjadinya kejahatan penculikan anak ini ada beberapa faktor :
1.  Faktor financial. Pelaku mengharapkan
     tebusan berupa sejumlah uang kepada
     korban/orang tua korban ditempat
     tertentu yang dirahasiakan. Tebusan
     yang ditawarkan terkadang diluar nalar,
      sangat tinggi dan pelaku tahu kondisi
      ekonomi keluarga korban.

2.   Faktor Eksplorasi seksual, khusus anak
      perempuan.  Ini bertujuan untuk merusak
      dan menghancurkan masa depan korban,
      karena korban akan mengalami trauma
       yang berkepanjangan. Cara ini biasanya
       pelaku tidak sendirian, melainkan rame -
        rame atau rombongan.

3.   Faktor dendam.  Pelaku sudah kenal,
      karena pernah mengalami perlakuan
      yang tidak baik dari keluarga korban,
       sehingga timbul niat pelaku di suatu
       saat nanti, jika ada kesempatan akan
       membalas dengan anggota keluarga
       atau kerabat korban.

Sementara itu untuk mengantisipasi penculikan anak atau paling tidak meminimalisir kasus tersebut dapat diupayakan tips berikut :
1.  Mengedukasi anak untuk mengenali ciri -
     ciri ' penculik " dan tidak menerima ajakan
     atau tawaran hadiah dari orang yang
     dikenal. Edukasi cara ini harus jelas dan
     tidak kaku, karena pengalaman ada anak
     yang tidak mau sama sekali diajak dan
     dikasih apapun, walaupun oleh keluarga
     atau tetangga dekatnya sendiri.

2.  Melaporkan kepada aparat atau pihak
     yang berwajib setiap orang atau
     kelompok orang yang " dicurigai ' akan
     berbuat jahat (menculik) terutama orang
     baru dilingkungan itu. Upaya ini bertujuan
     sebagai pencegahan dini.

3.  Meminta kepada anak untuk tidak
      bermain jauh-jauh dari lingkungan rumah
      dan  memastikan anak tidak bermain
      sendirian dan mengenali kawan-kawan
       bermainnya.

4.   Jika berpergian atau piknik jangan lalai.
       Pastikan anak-anak tetap dalam
       pantauan orang tua atau pengasuh,
       jangan lengah, karena ditempat ramai
       seperti ini biasanya para penculik itu
       beraksi, memaafkan kelalaian orang tua
       atau penjaga anak-anak.

Waspadalah   !!     "  kejahatan terjadi karena adanya kesempatan dan niat dari
pelakunya. "

Majulah kita semua. # B. Nurman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun