Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Trip ke Jogja dan Jawa Tengah, Nelisik Salak Pondo Sleman, Pabrik Gula Gondang Baru Serta Lainnya

20 November 2023   06:50 Diperbarui: 20 November 2023   06:55 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Cita  18  :   Trip ke Jogja dan Jawa Tengah,  Nelisik Salak Pondoh Sleman, Pabrik Gula Gondang Baru, Serta Lainnya

Bismillah,

Bogor yang tersohor sebagai pusatnya ilmu pertanian dan budaya serta  banyaknya tempat dan benda peninggalan sejarah masa lalu, dirasakan belum cukup.

Oleh karena itu perlu dilakukan field trip untuk memperkaya pengetahuan dan memperluas wawasan mahasiswa.

Penyelenggara Diklat APP Bogor mengajak kami ke daerah yang tak kalah pentingnya bagi negeri ini yaitu kota perjuangan, kota pelajar Yogyakarta dan beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.

Bus patas yang kami tumpangi dari kota hujan Bogor berangkat sore hari lewat jalur selatan, dengan sasaran pertamanya yaitu saudara kembarnya Diklat APP Yogyakarta.

Setelah lebih kurang 11 jam dalam perjalanan, tibalah di jalan Kesumanegara Nomor 2 Yogyakarta Kampus Diklat APP Yogyakarta.

Di kampus Diklat APP Yogyakarta tidak begitu lama karena sampainya sudah menjelang subuh,  istirahat sejenak, mandi, lalu sarapan dan ramah tamah secara informal dengan civitas akademika  Diklat APP Yogyakarta.

Pagi itu sungguh sangat mengesankan bagi kami  karena untuk pertama barangkali merasakan nikmatnya sarapan nasi putih lauknya Gudek Yogya yang tersohor manis itu dan di tambah minumnya teh manis lagi.

Dari kampus Diklat APP  Yogyakarta kami langsung melanjutkan perjalanan ke Klaten Jawa Tengah, yang jaraknya lebih kurang 25 kilometer dari Kota Yogyakarta untuk melihat Pabrik Gula Gondang Baru dan Museum Gula Jawa Tengah.

Pabrik Gula Gondang Baru sudah ada sejak zaman tanam paksa (culturstelsel) penjajahan Belanda yaitu tahun 1860.

Sedangkan Museum Gula Jawa Tengah di bangun untuk mengenang manisnya rasa gula Gondang Baru Jawa Tengah (Indonesia) karena pernah menjadi produsen gula terbesar di dunia.

Juga sebagai pusat sejarah perindustrian gula, yang di bangun tahun 1982 atas prakarsa Gubernur Kepala Daerah Jawa Tengah di masa itu Supardjo Rustam dan di dukung penuh oleh Direktur Utama PTPN XV-XVI  Warjatmo.

Puas mengagumi Museum Gula yang syarat dengan sejarah perjuangan itu, kami kembali menuju Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Disini obyek yang dilihat adalah hamparan Salak yang luas sekali, sejauh mata memandang merupakan hutan tanaman Salak.

Jenis Salak yang diusahakan masyarakat tani di Desa Pondo kecamatan Tempel itu sebenarnya Varietas unggul lokal saja, tapi karena areal penanamnya terpusat di Pondo maka orang menamakannya Salak Pondo, yang terkenal itu.

Untuk masuk  ke areal kebun Salak dimasa itu, pengunjung tidak dikenai bea dan setelah di dalam  baru ada aturan mainnya.

Disana  pengunjung boleh mencicip, dan diharapkan oleh si empunya kebun,   pengunjung membeli untuk di bawah pulang.  

 Pengunjung harus tahu diri, walaupun  " bebas nyicip, "  jangan kelewatan, karena bisa jadi dapat culian dari " pengamat " yang ditugasi oleh para penjual di kebun salak.

Enaknya menikmati Salak Pondo dan tak terasa capek mengelilingi areal kebun yang luas itu, lalu sebelum pulang kami mampir di sebuah objek wisata yang letaknya lebih kurang 7,5 kilometer dari Kota Yogyakarta.

Dan disini kami santai dan menyaksikan indahnya Candi Perambanan,  betapa negeri ini sejak dari nenek moyang nya dahulu kala sudah mempunyai peradapan yang tinggi dan karena sudah sore kami pulang ke penginapan.  

Penginapan kami lokasinya sangat strategis, di bilangan jalan Malioboro,  karena dekat, sore dan malam hari santai menikmati  Malioboro yang nyaman, bersahabat dan banyaknya  kuliner asli Yogya di tempat itu.

Dengan harga yang relatif murah, serta warga kota berseliweran yang menjadikan jalan Malioboro tak pernah sepi, seolah-olah tak pernah tidur.

Pagi harinya seusai sarapan kami tinggalkan Malioboro dan menuju Monumen Serangan Umum 6 jam di Yogyakarta, tidak lama disini

Lalu kami berangkat menuju Magelang Jawa Tengah, untuk melihat dan menyaksikan dari dekat salah satu dari 7 keajaiban dunia yang terdapat di Indonesia yaitu Candi Borobudur.

Di Borobudur kami cukup lama berkeliling mengitari karya besar leluhur bangsa ini, dengan seni rupa dan pahat yang tinggi, sehingga Borobudur terkenal dan di kagumi dunia.

Hari sudah sore,   ada isyarat dari Dosen Pendamping  agar  menaiki kendaraan untuk bersiap-siap  pulang.

Dan setelah semalaman di perjalanan, pagi besoknya sudah berada lagi di kampus tercinta Cibalagung Bogor.

Majulah kita semua. #

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun