Mohon tunggu...
Buyung Nurman
Buyung Nurman Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Orang biasa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berbaris Lebar Berjejer, Mungut Sampah

12 Oktober 2023   05:46 Diperbarui: 12 Oktober 2023   05:49 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbaris Lebar Berjejer, Mungut Sampah

Bismillah,

Sekolahku SPP- SPMA Bengkulu dimasa itu satu-satunya sekolah tingkat menengah atas yang ada di Kecamatan Kepahiang(kini Kabupaten Kepahiang) sebelum SMA Swasta Kepahiang didirikan.

Jarak sekolahku dengan Ibu kota kecamatan lebih kurang tiga kilometer dan di pusat kecamatan Kepahiang ini terdapat sebuah lapangan yang luas dan merupakan kebangsaan masyarakat Kepahiang yang di beri nama Lapangan Santoso.

Lapangan itu disematkan kepada salah seorang pahlawan Bengkulu yang tewas di Kepahiang sewaktu terjadi insiden baku tembak dengan pihak musuh sewaktu mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia bagian Sumatera Selatan.

Oleh Pemerintah kecamatan Kepahiang  dikala itu, Lapangan Santoso di jadikan pusat kegiatan semua kegiatan kecamatan terutama upacara peringatan hari-hari yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia.

Setiap kali upacara yang skala besar, sekolahku pasti ikut berpartisipasi baik sebagai petugas upacara maupun sebagai peserta upacara biasa.

Hari itu tanggal 17 Agustus tahun 1981 giliran sekolahku yang bertugas sebagai penggerek bendera yang diambil dari unsur kelas senior dan sekaligus bertindak sebagai komandan peletonya.

Siswa-siswa senior yang terbaik itu sudah diantar pihak sekolah dari pagi hari karena akan melaksanakan tugas yang bergengsi lagi mulia itu.

Sementara Penulis dan kawan-kawan siswa-siswi yunior menyusul dengan menggunakan kendaraan BD 11, dengan di kawal ketat oleh beberapa orang Guru.

Setelah menempuh perjalanan lebih kurang satu jam rombongan penulis sampai juga di lapangan upacara.

Upacara belum dimulai, yang masih menyisakan beberapa menit waktu dan dirasakan ada sesuatu yang ganjil.

Lalu tiba-tiba salah seorang Guru  menyiapkan dan menyusun barisan secara lebar berjejer dan memberi aba-aba jalan ke depan, dan sambil pungut ssmpah yang ada.

Tak urung tindaakan Guru yang berperawakan kecil tapi cepat mikir itu mendapat apresiasi dan aplaus dari peserta upacara, terutama SMA Kepahiang dan tak lama upacara pun dimulai.

Majulah kita semua. #B.Nurman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun