AEF SYAEFUDDIN, DIBALIK DIAMNYA TERSEMBUNYI KEPIAWAIAN NYENTRIKNYA
Bismillah
Pada waktu Penulis menjadi Mahasiswa tugas belajar di Akademi Penyuluhan Pertanian (APP) Bogor tahun 1991, terdapat lah seorang  Mahasiswa dari 70 orang  yang jika bicara hanya seperlunya saja.
Orangnya berperawakan sedang saja, rambut ikal yang disisir rapi diarahkan sebelah kiri dan selalu berpenampilan rapi seperti orang kantoran.
Karena sama-sama ditempatkan dalam sebuah ruangan yang luas alias Zal, maka tidak berapa lama Penulis kenal satu sama lainnya,, termasuk dengan teman baru yang belakangan diketahui pemilik nama Aef Syaifuddin (Aef).
Aef, meskipun masih jomblo kala itu merupakan Penyuluh Pertanian senior dari sekian banyak mahasiswa tugas belajar berasal dari Jawa Barat yang rerata sudah memiliki jam terbang yang tinggi.
Meskipun mewakili Kabupaten Serang  Jawa Barat (kini Banten. Pen) tapi sesungguhnya Aef berasal dari Kabupaten Garut, kota yang terkenal dengan dodol dan domba aduanya itu
Kepiawaiannya  diuji tatkala masa opspek, dimana Aef terpilih sebagai Komandan Peleton (Danton) setelah melalui seleksi yang ketat dengan menyingkirkan para pesaingnya yang tidak boleh dianggap enteng.
Betapa tidak, baru beberapa saat saja Aef dilantik sebagai Danton yang sekaligus sebagai pemegang tongkat komando, Aef sudah harus membagi pasukannya memjadi beberapa regu.
Berkat pengalaman lapangan yang dimiliki, dengan cermat Aef meminta kepada semua calon mahasiswa untuk berhitung satu sampai tiga dan memerintah kepada calon mahasiswa yang menyebutkan angka yang sama untuk memisahkan diri dan membuat barisan.
Dalam waktu yang relatif cepat pasukan sudah terbagi menjadi 4 regu, 3 regu cama dan 1 regu cami, serta Danton Aef menginstruksikan untuk masing-masing regu menunjuk komandan, yang tidak begitu lama secara sukarela sudah ada komandan regunya (Danru).
Selama dalam masa opspek inilah terpotret kalau Aef orangnya santai dan kelihatan nyentrik, karena hampir setiap kali melaporkan usai mengikuti kegiatan tidak pernah sekalipun mulus, ada-ada saja alasan Panitia sebagai Pembina  untuk mintak mengulangi laporan Danton Aef.
Seperti tidak peduli dan seolah-olah memang disengaja, Danton Aef pun sigap untuk mengulanginya dengan gaya yang macam- macam sesuai dengan arahan Panitia dan akhirnya bukan Panitia yang mengerjsi Danton Aef tapi sebaliknya Danton Aeflah mengerjai Panitia, misalnya kata lapor, diubah Danton Aef menjadi lapar.
Kata lapor berubah menjadi lapar sering kali terjadi ketika apel laporan usai kegiatan siang hari yang memang kondisi tubuh sudah capek dan perut sudah keroncongan untuk di isi ulang.
Masa ospek selama sepekan itu selesai, tibalah menjalani kehidupan kampus  yang normal, kegiatan belajar mengajar dan kesibukan  lainnya  dilakoni Aef layaknya seorang mahasiswa yang setiap hari penuh dengan aktivitas.
Ada satu kegiatan yang nampaknya tidak bisa di tinggalkan dan sudah merupakan hobinya barang kali dilapangan sebelum tugas belajar yang sesibuk bagaimanapun kegiatan baik di kampus maupun di asrama, tapi hobinya yang satu ini tetap dilakukan yaitu mancing ikan.
Hobi mancing itulah rupanya menginspirasi Aef untuk membangun kolam pemeliharaan dan pemancingan ikan  yang cukup luas setelah tamat dari pendidikan di APP Bogor, dengan tujuan tidak hanya sekedar menyalurkan hobi tapi lebih dari itu untuk menambahkan pendapatan.
Akan halnya dengan teman-teman sealumni Aef masih ingat dan terus menjalin silaturahmi yang terlibat ketika teman-teman asal Jawa Barat  dan DKI Jakarta mengadakan pertemuan di Cibalagung Bogor dan Cipatujah Tasikmalaya Aef ikut serta yang kelihatan nampak masih gagah.
Dan hari ini setelah purna bakti, Aef hidup tenang bersama keluarga yang dekat kediamannya terdapat kolam-kolam ikan, yang setiap pagi dan sore ikan-ikan itu menampakkan diri seakan-akan hendak menyapa Tuannya yang sabar dan perhatian itu.
Majulah kita semua. # B. Nurman Bengkulu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI