Mohon tunggu...
Buyunaden
Buyunaden Mohon Tunggu... Sales - trainer dan technical

hobi melukis, humoris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Islam, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi

6 Juli 2024   09:39 Diperbarui: 6 Juli 2024   09:52 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seminar Nasional keagamaan di kampus UNPAM Menghadirkan Kiai M. Cholil Nafis dan Prof. Thomas Djamaluddin

                             Oleh Buyun Deni Pamikatsih (Mahasiswa Prodi Teknik Industri Unpam)

 

Lembaga Kajian Keagamaan Universitas Pamulang (LKK UNPAM) mengadakan Seminar Nasional Keagamaan tentang Agama dan Ilmu Pengetahuan (AI antara Kemajuan Teknologi dan Kemunduran Akhlak) pada Kamis (27/6/2024) bertempatkan di Auditorium H. Darsono Universitas Pamulang Kampus II Viktor.

Acara ini dihadiri oleh keluarga besar yayasan Sasmita Jaya, jajaran rektorat, dosen, serta mahasiswa Universitas Pamulang. Acara ini juga dihadiri oleh dua narasumber yaitu Prof. Dr. Thomas Djamaluddin, M.Sc. dan KH. Muhammad Cholil Nafis, M.A., Ph.D

Acara diawali dengan pembukaan shalawat dari tim hadroh LKK UNPAM oleh mahasiswa MPI, pembacaan ayat suci Alquran dan doa, serta ada penampilan nyanyian dan tari tradisional. Berapa sambutan dari ketua panitia bapak Rachmatulloh Rusli, ketua LKK bapak Dr. KH Sopyan Haji., S.Pd.I., M.Ag, ketua Yayasan Sasmita Jaya bapak Dr. Pranoto, SE., MM, selanjutnya acara seminar dibuka oleh wakil rektor II bapak Dr. M. Wildan, MA.

Sambutan Ketua Yayasan Sasmita Jaya Dr. Pranoto, SE.,M.M (dokpri) 
Sambutan Ketua Yayasan Sasmita Jaya Dr. Pranoto, SE.,M.M (dokpri) 

Laporan ketua panitia bapak Rachmatulloh Rusli, seminar keagamaan ini diikuti oleh mahasiswa yang sedang mendapatkan mata kuliah pendidikan agama. Kegiatan ini dihadiri oleh 6213 mahasiswa ini yang terdiri dari peserta offline sebanyak 2.500 dan peserta online sebanyak 3713, acara ini berjalan hingga selesai dengan tertib dan damai.

KH. Muhammad Cholil Nafis selaku narasumber pertama memaparkan bahwa ayat pertama kali dalam Quran adalah surat al-Alaq ayat 1 -- 5, tentang Iqro perintah membaca.

"Saya ingin menjawab terkait bahwa beragama itu anti intelektualitas, anti sains, anti kemajuan, saya yakin bahwa ini orang yang beragama tapi salah dalam memahami agama. Mempunyai kesadaran beragama tapi tidak mempunyai cukup ilmu agama. Ayat pertama adalah iqro (membaca), yang dalam ilmu akademik adalah penelitian dengan melakukan proses membaca teori, buku dan observasi terhadap fenomena," jelasnya. Islam menyeimbangkan antara membaca yang meningkatkan spritual dan yang meningkatkan intelektualitas.

KH. Muhammad Cholil Nafis melanjutkan bahwa "kecerdasan tekhnologi saat ini tidak bisa dihindari, dulu untuk bertanya kita menggunakan Google. Tetapi ada yang bisa lebih dari Google yaitu Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang diformat oleh kita, jika biasanya google hanya bisa memberikan referensi, sedangkan AI dapat memberikan analisa. Menurut saya ini bisa menjadi peluang untuk orang yang paham tekhnologi, tetapi bisa menjadi ancaman bagi orang yang tidak mengenal tekhnologi" ujar nya.

Artificial Intelligence di semua sektor kehidupan:

1.Industri untuk otomatisasi dan efisiensi.

Contoh: sekarang sudah tidak ada lagi penjaga tol

2.Kesehatan, membantu diagnosis dan merancang perawatan

Contoh: Dirumah sakit  mesir citiscan mengatur saturasinya, diagnosis menggunakan mesin

3.Tekhnologi informasi dan komunikasi

Contoh: Penggunaan Handphone dalam kehidupan sehari-hari

4.Keuangan, AI digunakan untuk deteksi penipuan dan manajemen risiko

            KH. Muhammad Cholil Nafis menjelaskan Artificial Intelligence menjadi titik rawan ketika dihubungkan dengan agama, jika tidak hati-hati akan menjadi kesalahan total. kenapa? pertama menjadi tidak jelas ini ilmu asalnya dari mana. Kalau ini berupa keyakinan datang nya keyakinan ini sumbernya valid atau tidak, karena kita sudah jelas sumbernya dari Rasulullah dan Al Qur'an. Penafsiran Al Qur'an kita tidak bisa sembarangan, karena memang ada jalan yang ditunjukan oleh para ulama, karena kalau ngomong sembarangan tentang Al Qur'an dan Hadist ancamannya bisa masuk neraka. Sementara Artificial Intelligence bisa menafsirkan sesuai dengan olahannya tanpa pakai sopan santun, dia bisa ramu dari berbagai tafsir, berbagai pendapat, bahkan dihubungkan dari kitab-kitab agama lain" jelasnya.

Artificial Intelligence (AI) membuka cakrawala baru karena bisa menginterpretasi dan memahami teks agama dengan mudah dan cepat yang selama berabad-abad menjadi tugas dan domain bagi ulama dan teolog, yang menghabiskan bertahun-tahun mereka untuk mempelajari dan memahami teks-teks suci.

Selain itu, KH. Muhammad Cholil Nafis juga menambahkan bahwa AI seperti google maps yang kadang benar kadang juga menyesatkan "AI ibarat google maps, tidak selalu benar, kadang kalau kita menggunakan google maps dijalan, mungkin diarahkan ke jalan yang lebih cepat, tapi bisa juga diarahkan ke semak-semak atau menyesatkan," lanjut KH. Muhammad Cholil Nafis.

KH. Muhammad Cholil Nafis menjelaskan:

Prinsip menggunakan AI :

1.Amanah

2.Insaniyah

3.Hikmah

Tantangan AI :

1.Kejujuran

Intelektual, Originalitas, Kewenangan, Sebagai alat

2.Etika

Nilai-nilai agama, Nilai sosial, Nilai kebebasan, Nilai kesantunan

Peran kaum Intelektual/Ulama

-Menggunakan AI untuk memaksimalkan penyebaran narasi dan dakwah

-Membimbing Masyarakat untuk menjaga originalitas intelektual dan ajaran agama dari sumber yang berwenang

-Dari (Muhammad) ia berkata: "Sesungguhnya ilmu ini adalah (bagian dari) agama, karena itu hendaklah kalian perhatikan dari siapa kalian mengambil agama kalian". (Darimi)

Penjelasan Prof. Dr. Thomas Djamaluddin tentang Islam dan ilmu pengetahuan (dokpri)
Penjelasan Prof. Dr. Thomas Djamaluddin tentang Islam dan ilmu pengetahuan (dokpri)

Selanjutnya, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin memaparkan tentang Islam dan ilmu pengetahuan. Bahwa di dalam surat Mujadilah ayat 11 Allah akan mengangkat deraja orang-orang yang beriman dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan.

"Begitu juga dalam segala aktivitas manusia harus ingat kepada Allah. Dalam surat Ali Imran ayat 190-191 yang menjadi inspirasi kita semua. Kita mestinya menjadi Ulil Albab yaitu selalu ingat Allah dalam segala aktivitas, senantiasa bertafakur tentang penciptaan langit dan bumi, selalu berdzikir ketika mengagungkan ciptaaan Allah, menjelajahi intelektual bisa saja benar atau salah. Hal menjadi motivasi untuk kita mempelajari ilmu atau sains tetapi tidak lepas dari kaidah keislaman yang kita pegang," ungkap Prof. Dr. Thomas Djamaluddin.

Prof. Dr. Thomas Djamaluddin melanjutkan, bahwa Alquran kebenarannya mutlak tidak berubah, tetapi tafsiran bisa terus berkembang. "Tafsir Alquran dengan IA bisa dipilih untuk mencari sesuatu dalam mengintegrasikan dalam tataran tafsir. Tafsiran Alquran terus berkembang dan sains juga terus berkembang. Dalam surat Ar-Rahman ayat 33 menjadi tantangan ulama untuk mengetahui apa yang ada di bumi dan di langit untuk ditembus (melintasi) dengan sultan (kekuatan). Hal itu ditafsirkan dengan kekuatan IPTEK," ujarnya.

Prof. Dr. Thomas Djamaluddin pun menjelaskan mengenai sains yang berkaitan dengan Al-Qur'an dan juga contoh satelit yang diciptakan dengan tenaga AI.

"Satu sisi yang ingin disampaikan, kita mempelajari alam semesta ini atau sains ini berkaitan dengan Al-Qur'an, karena banyak ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang sains. Saya akan melihat dari sudut pandang pengembangan sebuah satelit, dimana satelit saat ini diciptakan dengan AI," ujar Prof. Dr. Thomas Djamaluddin.

Setelah narasumber menyampaikan materi, acara ini dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, pemberian plakat dan piagam penghargaan kepada para narasumber, pembagian doorprize untuk mahasiswa, kemudian dilanjutkan juga dengan penampilan nyanyi sebagai penutup, serta foto bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun