Realitasnya akan demikian. Irwan Prayitno – Nasrul Abit , sebagai incumbent, akan menggunakan strategi bertahan dalam lingkaran. Kongkritnya adalah mengangkat dan menawarkan program-program lanjutan dari kisah-kisah, yang dianggap sukses, pada hari ini. Strategi ini juga mengacu pada mengikat basis, yaitu kader-kader PKS-Gerindra, dan masyarakat yang puas dengan potret pembangunan sumatera barat saat ini.
Sementara Muslim kasim – Fauzi Bahar akan menerapkan strategi menyerang dalam lingkaran. Muslim Kasim – Fauzi Bahar akan menawarkan perubahan. Maknanya secara tidak langsung  mendegradasi kemapanan, kejumudan, ketidakoptimalan potret pembangunan Sumbar hari ini. Bukan cuma pemilih kecewa yang digarap, Muslim Kasim – Fauzi Bahar juga akan menderaskan informasi-informasi kepada masyarakat kategori puas yang minim akses. Informasi-informasi ini menyangkut realitas keseharian yang barangkali sudah bagus, atau bahkan tidak bagus, tetapi sejatinya bisa lebih baik lagi jika pemimpin utamanya bisa lebih sigap, lihai, dan mau berkeringat.
Pertanyaannya kemudian, siapakah yang akan keluar gelanggang sebagai pemenang? Masih terlalu pagi untuk menjawab. Indak putuah kaji di siko. Tetapi setahu Buyuang, Irwan Prayitno itu adalah seorang karateka, bukan pesilat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H