Agar suasana adat istiadat dalam film ini hidup, alangkah baiknya jika rapat para tetua adat waktu membuat keputusan untuk Hamid, tetap di tayangkan dalam bahasa minang asli, terjemahannya baru dengan bahasa Indonesia dan Inggris.
Memang membuat film itu tidak mudah. Apalagi kita harus merefleksikan 1920-1927 dimasa sekarang. Itulah perlunya riset dalam pembuatan film. Indonesia harus banyak belajar lagi untuk hal ini. Belajar dari fim Cut Nyak Dien adalah cermin terdekat kita…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H