Tak terhitung kata yang akan terbingkai
Takkan cukup air laut sebagai tintanya
Takkan cukup ranting dan daun sebagai pena dan kertasnya
Untuk melukiskan kenangan demi kenangan kita bersama
        Kau telah relakan pundak kekarmu jadi hitam legam
        Demi kami yang selalu merengek meminta
        Tak terkira tetesan keringat bahkan darah kau curahkan
        Tak terperi lagi pengorbanan dan perjuanganmu
Namun, apa balasan kami?
Apa yang kau peroleh dari kami?
Tercapaikah harapan dan cita-cita yang dulu kau dengungkan?
Sudah kami mampu membalas pengorbananmu?
       Â
        Meski banyak petuahmu yang tak kami turuti
        Meski banyak nasehatmu yang tak kami ikuti
        Tapi kami akan selalu ingat pesan terakhirmu
        Pesan yang akan terpatri jauh di relung hati
Hiduplah bak ikan dalam air
Takkan hanyut selagi hidup
Tetap manis meski tinggal di air asin
Jangan menentang arus dengan membabi buta
Bergeraklah beriringan dengan riak gelombang
Agar hidup selamat dan mati mendapat rahmat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H