MH. Said Abdullah
Anggota DPR RI dan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perekonomian Periode 2019-2024
Pasca dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2019, tidak adalagi istilah bulan madu bagi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Ma'ruf Amin.Â
Keduanya harus langsung membentuk dan segera mengumumkan kabinet yang akan membantu mereka dalam mengelola pemerintahan dalam lima tahun kedepan.Â
Sehingga visi dan misi serta janji kampanye yang kemudian tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2019-2024 akan bisa segera terwujud.
Kabinet Presiden Jokowi Jilid Dua yang terbentuk, harus segera bekerja keras mengingat banyak sekali Pekerjaan Rumah (PR), khususnya dalam bidang ekonomi yang masih tertinggal pada periode pertama.Â
Presiden dan Wakil Presiden juga harus memastikan bahwa Menteri Bidang Ekonomi yang akan membantunya kelak adalah sosok yang memahami permasalahan bidang ekonomi, pekerja keras dan mau bekerja sama dengan tim  ekonomi kabinet.
Presiden Jokowi perlu memberikan perhatian yang lebih besar untuk membenahi sektor ekonomi secara serius, tantangan yang dihadapi oleh ekonomi nasional tidak hanya bersifat domestik tetapi juga global.Â
Banyak negara yang sudah menyatakan bahwa negara mereka diambang bahkan sudah memasuki masa resesi ekonomi. Jerman, Turki sudah mengalami resesi ekonomi akibat kontraksi pertumbuhan ekonomi sepanjang triwulan I dan II. Sedangkan Singapura menyatakan bahwa negaranya juga sedang diambang resesi akibat melambatnya pertumbuhan ekonomi mereka.
Tertahannya pertumbuhan ekonomi pada kisaran angka 5 persen dalam lima tahun terakhir, perlu dicarikan jalan keluarnya. Kinerja Pemerintah masih terkendala dengan masih negatifnya neraca transaksi berjalan atau Curent Account Deficit (CAD).Â
Sehingga selalu menjadi batu sandungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Kebijakan yang diambil selalu mengarah kepada pengurangan impor dan penguatan rupiah. Â