Atta Halilintar selalu mampu menyuguhi kita dengan cerita yang tak kunjung tamat. Kemampuan Atta Halilintar dan tim dalam membuat suguhan sungguh andal dan sudah jelas mengalahkan panjangnya sinetron Tersanjung yang pernah melegenda itu.
Sungguh Atta Halilintar layak diberi berbagai penghargaan atas segala prestasinya sampai-sampai semua polah perilakunya seakan menjadi magnet yang membuat orang-orang tertarik untuk memelototi, menggunjingkan, mengkritisi, mengelus dada, dan bahkan membuat filosofi.
Atta Halilintar bermain cantik eh gagah dengan lagaknya yang langsung membuat aturan untuk Aurel Hermansyah tentang bagaimana bersikap menjadi istri yang taat pada suami.
Meski di bagian selanjutnya, Atta Halilintar menunjukkan bahwa ia adalah seorang suami yang akan memberi dukungan penuh untuk aktualisasi diri sang istri.
Namun sikap Atta Halilintar sebagai pemimpin keluarga yang menunjukkan ketegasan, sangat menarik untuk kita kritisi, nyinyiri dan bicarakan di ruang-ruang japrian, kelompok-kelompok diskusi digital dalam Whatsapp dan Telegram, hingga kolom-kolom komentar di media sosial.Â
Sebenarnya nggak keliru juga lho sikap Atta Halilintar tersebut. Biasa kan, di awal kepemimpinan ya memang harus menunjukkan ketegasan dan pembenahan di sana sini. Sebelas-dua belas dengan role mode dalam kehidupan bernegara. Kalau merasa agak dejavu, artinya Anda juga pernah mengalami apa yang dialami Aurel Hermansyah yaitu mendapat pemimpin yang tegas di awal kepemimpinan. Perkara sebulan kemudian ternyata Atta Halilintar hanyalah sosok suami takut istri, ya nggak tau juga, kan? Kita lihat saja nanti, Bund.Â
Lagipula, segala sesuatu dalam hidup Atta Halilintar adalah konten seorang Youtuber yang memang disodorkan kepada mata kita semua untuk dibahas, dicermati, diresapi, dighibahkan dan dijadikan konten turunan.
Lihat saja apa yang saya lakukan saat ini, ya hanya salah satu bentuk konten turunan dari apa yang sudah disuguhkan oleh Atta Halilintar dan timnya.Â
Saya ngeri banget membayangkan bagaimana Atta Halilintar dan tim menyusun aneka strategi dan membuat alur algoritma untuk kontennya. Tak mungkin Atta Halilintar bergerak tanpa script. Tak mungkin Atta Halilintar tidak tahu kalau perkara ingin anak lima belas hingga memeriksakan kesehatan reproduksi istri doang, tak membuatnya dilirik dan mungkin dipelototi para pejuang feminis dan pemerhati perempuan.
Lalu, tengok saja sekarang. Berita tentang Aurel yang keguguran pun sudah jadi lahan konten yang bisa ditambang oleh siapa pun. (Termasuk saya, duh aduh)
Saya mencoba merenung, apakah benar semua yang Atta Halilintar lakukan ini sudah dipikirkan hingga detil paling kecil? Apakah Atta sudah punya rencana terperinci dengan perulangan rekursif yang rumitnya melebihi algoritma media sosial?