Mohon tunggu...
Busthomi Dipantara
Busthomi Dipantara Mohon Tunggu... Mahasiswa-Freelancer -

Satu dari sekian pemuda yang masih percaya akan kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa dengan May Day?

1 Mei 2016   07:00 Diperbarui: 1 Mei 2016   10:45 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="May Day (ilustrasi) Sumber: thetoc.gr"][/caption]

1 MEI. Umum kita mengenalnya sebagai Hari Buruh atau May Day. Terlepas dari sejarahnya, pada tanggal 1 Mei tiap tahunnya, di seluruh dunia selalu identik dengan aksi buruh yang menuntut ‘hak’. Di Indonesia, biasanya, -meski tak selalu- pasca aksi tersebut lantas diikuti kenaikan gaji buruh. Per 1 Januari tahun ini, Gubernur Soekarwo menetapkan UMK buruh di Kabupaten Pasuruan sebesar Rp 3.037.500,- yang menempatkan Kabupatan Pasuruan pada peringkat 4 dengan UMK tertinggi setelah Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya.

Beberapa tahun lalu, Budiman Sudjatmiko “tampil” di Kompas TV pada tanggal yang sama. Membincang hak buruh, bagaimana jadinya keringat buruh yang tak dibayar itu. Tak jarang Sudjatmiko menyebut-nyebut Marxisme, sebuah ideologi yang selama ini rasanya jarang dibicarakan oleh banyak orang, bahkan dalam skala TV nasional, setidaknya sejak era Orde Baru dimulai.
Semua itu tak jadi soal. Hanya yang mengherankan pada tahun ini, beberapa hal yang tak biasa bakal terjadi. Sabtu (30/04/16) sore, tempo.co melansir sebuah berita dengan judul Buruh Tangerang Selatan Rayakan May Day dengan Futsal. Disebutkan dalam berita tersebut, “Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Kota Tangerang Selatan melakukan turnamen futsal antar perusahaan.” Hebohnya, May Day yang biasa dilalui dengan aksi “sakral”, entah penuntutan “hak” atau hanya memperingati sejarah May Day itu sendiri, kini justru dikemas dalam turnamen yang menjadi ajang perebutan hadiah sebesar Rp. 30 Juta. Menggiurkan bukan?

Dari 28 perusahaan se-Tangerang Selatan masing-masing “mengirimkan” 10 pemain. Tujuan dibuatnya ajang itu, kata Ketua Federasi Tekstil Sandang Kulit SPSI Taufik Machdum, ialah untuk mempererat tali silaturahim para buruh se-Tangsel. Mulia sekali! Tapi benarkah demikian halnya? Sementara ungkapan “agama adalah candu” mulai dikenal banyak orang sejak awal abad 19. Ya, Karl Marx menolak intervensi Gereja di Eropa (pada saat itu,red) yang cenderung memihak kapitalisme. Sehingga dalam khotbah, seorang Pastor lebih memberi “motivasi” pada umat agar tidak terlena kehidupan dunia, setiap kesengsaraan pasti akan berbalas kenikmatan sorga, kira-kira demikian. Artinya, Marx memaksudkan ungkapan tersebut bahwa kehadiran agama –dalam hal ini kebijakan Gereja Eropa- pada saat itu bukan malah membuka kesadaran manusia, melainkan sebaliknya.

Hal itu lantas diamini Vladimir Lenin, Pemimpin Revolusi Rusia. Dalam Sosialisme dan Agama, Lenin menulis, “Mereka yang hidup dan bekerja keras dalam keinginan, seluruh hidup mereka diajari oleh agama untuk menjadi patuh dan sopan ketika diatas bumi dan menikmati harapan akan ganjaran-ganjaran sorgawi.” Ia bahkan menegaskan, “Proletar sekarang ini berpihak pada sosialisme, yang mencatat pengetahuan dalam perang melawan kabut agama, dan membebaskan para pekerja dari keyakinan terhadap kehidupan sesudah mati dengan mempersatukan mereka bersama guna memperjuangkan masa sekarang untuk kehidupan yang lebih baik diatas bumi ini.”

Kembali soal Tangsel. Memang beda zaman, tapi bukankah demikianlah dialektika. Sebagaimana tulis Marx dalam Brumaire XVIII Louis Bonaparte, “... sejarah dunia terjadi, seakan-akan, dua kali. ... yang pertama kali sebagai tragedi, yang kedua kali sebagai lelucon.” Ada semacam upaya “hegemoni” –meminjam istilah Antonio Gramsci- terhadap buruh Tangsel dalam kasus yang disebutkan diatas. Tentang siapa yang melakukan hegemoni itu, perlukah dibahas pula? Yang pasti, darimanapun upaya hegemoni tersebut, ujung tombaknya tetap sama: kapitalisme!

Lain Tangsel, lain pula Pasuruan. Perayaan May Day di daerah yang terkenal dengan sebutan “kota santri” ini memang berbeda dengan perayaan May Day di Tangsel. Namun, lagi-lagi secara esensi: tetap sama! Hal itu terungkap dalam berita yang dilansir wartabromo.com, Sabtu (30/04/16). Dalam berita tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kabupaten Pasuruan, Yoyok Heri Sucipto menyebutkan 10 dari 12 serikat buruh di Kabupaten Pasuruan dipastikan mengikuti Gelar Sholawat di Masjid Cheng Hoo Pandaan pada 1 Mei 2016. Berdasarkan perkiraan, disebutkan 12 ribu buruh akan ikut bersholawat dalam merayakan May Day tersebut. Bahkan Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf, kata Sucipto dalam berita tersebut turut mengapresiasi kegiatan yang dinilainya “produktif” tersebut. Selain itu, pihak Disnakersostrans sendiri yang akan memfasilitasi kegiatan itu, lebih-lebih dilanjutkan dengan pengundian berbagai door prize.

Berdasarkan berbagai ulasan singkat diatas, tak berlebihankah jika mempertanyakan ruang May Day sebagaimana tahun-tahun sebelumnya? Entahlah! Hanya saja masih timbul pertanyaan, “ADA APA DENGAN MAY DAY (TAHUN INI)?”

Rujukan:
___. (2016, April 30). WARTABROMO.COM. Retrieved from http://www.wartabromo.com/2016/04/30/may-day-belasan-ribu-buruh-gelar-sholawat-akbar-di-masjid-ceng-hoo/
Kurnianto, M. (2016, April 30). TEMPO.CO. (News) Retrieved April 30, 2016, from https://m.tempo.co/read/news/2016/04/30/173767372/buruh-tangerang-selatan-rayakan-may-day-dengan-futsal
Lenin, V. (1905, Desember 3). Marxists Internet Archive. (Archive) Retrieved Mei 5, 2014, from https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1905/SosialismeDanAgama.htm
Marx, K. (2007). Brumaire XVIII Louis Bonaparte. Online: Marxists Internet Archive.
Patnistik, E. (2015, November 21). KOMPAS.COM. (News) Retrieved Mei 1, 2016, from http://regional.kompas.com/read/2015/11/21/05000061/Gubernur.Jatim.Tetapkan.UMK.2016

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun