Mohon tunggu...
BUSTANUL ARIFIN
BUSTANUL ARIFIN Mohon Tunggu... Guru - Guru/Mahasiswa Pascasarjana

Guru dan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Qomaruddin Bungah Gresik Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bentuk Penilaian dalam Kurikulum Merdeka

25 September 2023   12:56 Diperbarui: 25 September 2023   13:08 54787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal Bentuk Penilaian dalam Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka merupakan inovasi pendidikan yang telah diimplementasikan di berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan tujuan untuk memberikan kebebasan yang lebih besar kepada guru dan siswa dalam merancang pembelajaran. Salah satu aspek penting dalam Kurikulum Merdeka adalah penilaian, yang juga mengalami perubahan signifikan. Artikel ini akan membahas berbagai bentuk penilaian dalam Kurikulum Merdeka dan dampaknya terhadap pendidikan.

1. Penilaian Formatif

Penilaian formatif adalah salah satu aspek penting dalam Kurikulum Merdeka. Dalam penilaian formatif, guru secara terus-menerus memantau kemajuan siswa selama proses pembelajaran. Ini mencakup penggunaan tes kecil, diskusi kelas, proyek kecil, dan umpan balik reguler. Tujuannya adalah memberikan informasi kepada siswa tentang kemajuan mereka sehingga mereka dapat melakukan perbaikan saat proses pembelajaran masih berlangsung. Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian formatif sangat ditekankan karena membantu siswa memahami dan mengendalikan proses pembelajaran mereka sendiri.

2. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah bentuk penilaian yang biasanya dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran, seperti ujian semester atau akhir tahun. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi pencapaian siswa secara keseluruhan dalam suatu mata pelajaran. Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian sumatif masih memiliki peran penting, tetapi tidak lagi menjadi satu-satunya ukuran keberhasilan siswa. Ini sejalan dengan pendekatan yang lebih holistik terhadap pembelajaran, yang mempertimbangkan berbagai aspek kemajuan siswa.

3. Penilaian Proyek

Penilaian proyek adalah salah satu aspek yang sangat dianjurkan dalam Kurikulum Merdeka. Siswa diberi tugas untuk membuat proyek atau karya yang mencerminkan pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran. Ini bisa berupa proyek penelitian, presentasi, karya seni, atau jenis proyek lainnya yang sesuai dengan mata pelajaran. Penilaian proyek membantu siswa mengembangkan keterampilan analitis, kreatif, dan berpikir kritis. Lebih dari sekadar memberi nilai, penilaian proyek memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman mereka dalam konteks yang nyata.

4. Portofolio Siswa

Portofolio siswa adalah kumpulan karya atau tugas yang mewakili perkembangan siswa sepanjang suatu periode pembelajaran. Dalam Kurikulum Merdeka, penggunaan portofolio siswa semakin berkembang. Siswa diminta untuk mengumpulkan berbagai karya atau proyek yang mereka kerjakan selama pembelajaran. Ini memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan mereka daripada sekadar hasil ujian. Portofolio siswa juga dapat digunakan sebagai alat refleksi yang memungkinkan siswa untuk melihat bagaimana mereka telah tumbuh dalam hal pengetahuan dan keterampilan.

5. Penilaian Berbasis Kinerja

Penilaian berbasis kinerja adalah bentuk penilaian yang menilai kemampuan siswa dalam menjalankan tugas atau situasi tertentu yang mirip dengan dunia nyata. Ini bisa mencakup simulasi, latihan praktis, atau ujian praktik. Dalam Kurikulum Merdeka, penilaian berbasis kinerja digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam konteks situasi yang relevan.

Kesimpulan

Bentuk penilaian dalam Kurikulum Merdeka menggambarkan pendekatan yang lebih inklusif, berfokus pada pembelajaran yang sejati, dan menghargai keragaman kemampuan siswa. Penilaian tidak lagi hanya menjadi alat untuk memberikan nilai, tetapi juga sebagai alat untuk membantu siswa belajar dan berkembang. Dengan beragam bentuk penilaian ini, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan pengalaman pendidikan yang lebih relevan dan memenuhi kebutuhan unik setiap siswa. Dengan demikian, pendidikan di masa depan akan lebih fokus pada pengembangan penuh potensi siswa daripada hanya menghafal fakta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun