Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tragedi Pilkada Sampang dan Kedewasaan Berpolitik Masyarakat Indonesia

24 November 2024   14:20 Diperbarui: 24 November 2024   14:41 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dua Paslon Pilbup Sampang sepakat bersama ciptakan Pilkada damai |Khairul Umam/RRI

Para kontestan, tim pemenangan, tokoh agama atau publik perlu menjadi pendingin suasana di tengah rivalitas politik yang ada, bukan menjadi penyulut api permusuhan dan perpecahan hingga menimbulkan konflik horizontal di kalangan masyarakat bawah.  

Kedua, utamakan persatuan dan kesatuan bangsa daripada kemenangan kelompok semata. Jangan sebab Pilkada, berbeda pilihan dan dukungan politik kemudian merusak persaudaraan, persahabatan dan persatuan.

Sekali lagi, ini tugas para elit, dalam hal ini kontestan Pilkada beserta semua tim menghadirkan narasi persatuan, menguatkan perbedaan dan terbiasa dengan perbedaan itu terutama dalam pilihan politik masyarakat akar rumput.

Ketiga, menghadirkan kampanye politik riang gembira, tidak saling menjelekkan, menfitnah apalagi menghasut permusuhan. Buat konten kampanye semenarik mungkin untuk menarik simpati masyarakat dan menentramkan suasana.

Sebab, pada dasarnya masyarakat Indonesia lebih tertarik pada sesuatu yang menyenangkan dan mengggembirakan daripada aktivitas menegangkan. Tindakan provokasi dalam bentuk apapun sebenarnya hanya semakin membuat orang nirempati tehadap kandidat tersebut.

Keempat, mengedepankan gagasan dan program, bukan mempertajam perbedaan. Pilkada ini seharusnya menjadi sarana bagi masyarakat untuk memilih mana program atau visi calon yang tepat dalam menyelesaikan tantangan di daerah.

Berarti, para konteskan Pilkada juga harus mampu menghadirkan program berkualitas, bukan bersembunyi dibalik narasi permusuhan, berlindung dibalik ketenaran seorang tokoh terkenal dan mungkin juga kini saatnya masyarakat Indonesia mengubah cara pandang dari ketokohan seseorang menjadi gagasan atau program dalam memilih pemimpin

Waspada Politik Belah Bambu

Dalam suasana suhu politik yang semakin memanas sebab rivalitas Pilkada semakin tinggi ini, tentu mewaspadai gerakan politik belah bambu adalah keniscayaan. Bukan tidak mungkin ada kelompok tertentu yang memainkan politik kejam ini untuk meraih kekuasaan.

Dalam banyak kasus, orang yang haus kekuasaan akan menggunakan segala cara untuk meraih serta mempertahankannya, sekalipun harus mengorbankan persatuan dan kesatuan bahkan pertumpahan darah antar sesama anak bangsa.

Nah, dalam sejarahnya, politik belah bambu ini pernah digunakan oleh Belanda dan orde baru untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan. Mereka mengadu domba antar sesama anak bangsa agar bermusuhan satu sama lain, memecah belah persatuan mereka, mengangkat satu dan menginjak satu kubu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun