Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memilah dan Memilih Calon Legislator 2024-2029

18 Januari 2024   05:41 Diperbarui: 25 Januari 2024   19:59 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi surat suara pemilu 2019 | Antara Foto /M. Agung Rajasa

Namanya seleksi, pasti dilakukan secara selektif penuh kehati-hatian. Informasi tentang sang pendaftar dicari atau ditanya, mulai dari riwayat hidup, pendidikan, keluarga, pengalaman dan penyakit. Termasuk juga komitmen untuk mengikuti segala bentuk peraturan dan budaya yang berlaku di lingkungan pendidikan atau perusahaan tersebut.

Bila dalam proses seleksi ditemukan kekurangan atau kecurangan, otomatis terdiskualifikasi dan tidak bisa menjadi bagian dari keluarga besar pendidikan atau perusahaan. Sebaliknya, jika sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan niscaya dia akan diterima. Inilah gambaran proses seleksi atau dalam istilah pemilu disebut dengan memilah

Sementara kata memilih, diartikan dengan menentukan sesuatu yang dianggap sesuai dengan kesukaan atau selera. Proses menentukan ini dilakukan setelah berhasil memisahkan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah. Artinya, bila kita sudah memilah mana calon legislator yang sesuai kriteria, maka kita perlu segera menentukan pilihan.

Sebagai konstituen, tugas kita sekarang adalah melakukan pemilahan atau pemisahan secara serius serta sungguh-sungguh terhadap puluhan ribu calon legislator yang saat ini sedang berkampanye untuk mendapatkan suara kita. Dari semua caleg yang ada, kita hanya boleh dan dapat memilih satu orang caleg dari masing-masing tingkatan.

Prosesnya hampir sama dengan proses seleksi peserta didik atau karyawan baru, namun lebih rumit karena kita melakukan sendiri. Mulai dari kriteria, visi-misi, komitmen, integritas, rekam jeka dan semuanya ditentukan oleh kita masing-masing. Ya, bayangkan! Kita harus menyeleksi puluhan ribu caleg sekaligus mencari informasi mengenai rekam jejaknya.

Mengapa harus memilah? Pertanyaan ini penting kita ketengahkan sekaligus dijawab, karena tidak semua calon legislator itu mampu dan berkomitmen memperjuangkan aspirasi kita. Jadi, adakalanya mereka (para caleg) hendak masuk ke legislatif untuk melakukan kejahatan. Tentu, tidak semuanya, tapi dari kasus yang sudah ada jumlahnya lumayan banyak.

Harus dipilah terlebih dahulu, baru dipilih. Maksudnya, kalau sudah melalui proses pemilahan dapat dipastikan itu adalah pilihan terbaik untuk mewakili kita di parlemen. Sebab, kita sudah mengetahui rekam jejaknya seperti apa, komitmen terhadap arpirasi konstituen, loyalitas dan integritasnya dalam mengemban amanah sebagai wakil rakyat.

Kalau kita pilih tanpa pilah, bisa salah pilih dan pada akhirnya akan menyesal setelah mereka duduk di kursi parlemen nanti. Selain itu, memilah berarti kita memiliki kepedulian pada nasib bangsa dan negara karena telah melakukan seleksi terhadap calon wakil rakyat, memilah yang terbaik dari yang baik-baik dan ini termasuk tanggungjawab kita semua.

Sebelum memutuskan memilih, kita pastikan untuk memilah terlebih dahulu, mana caleg yang siap dan komitmen memperjuangkan aspirasi kita. Pastikan mereka juga bersih, jujur, adil dan peduli pada kepentingan bangsa dan negara, tidak memiliki rekam jejak buruk seperti kriminal korupsi, kolusi, nepotisme dan asusila atau tindak amoral lainnya.

Cara Memilah dan Memilih

Memilih legislator adalah hak dan tanggung jawab kita sebagai warga negara. Sayangnya, ada saja yang langsung memilih tanpa harus memilah terlebih dahulu, padahal ini penting untuk menentukan kualitas dari anggota legislatif kita lima tahun ke depan. Bila kita tidak ingin ada penyesalan, lakukan pemilahan dulu baru pemilihan dengan cara berikut ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun