Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Inovasi Bisnis Berkelanjutan Lewat Edukasi dan Wisata

11 Januari 2024   16:08 Diperbarui: 17 Januari 2024   05:21 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
edukasi wisata jamu di Blitar, Jawa Timur (dok. Jadesta via KOMPAS.com)

Inovasi ini yang kemudian mengantarkan bisnis Ulat Sutranya mendapatkan keuntungan jauh lebih besar daripada sebelumnya. Sebab, selain dapat keuntungan dari hasil produksi ulatnya, ia juga mendapatkan keuntungan dari tiket para pengunjung yang datang. Ditambah dengan hasil penjualan acesoris atau oleh-oleh yang dijual kepada para pengunjung.

Ternyata, keuntungan bukan hanya dirasakan oleh sang pemilik bisnis, tapi juga masyarakat sekitar dan para pengunjung. Bagi masyarakat sekitar, mereka mendapatkan lapangan kerja baru melalui pengelolaan pariwisata. Demikian pula para pengunjung yang datang, mereka juga mendapatkan pengetahuan serta pengalam baru mengenai seluk-beluk sutra.

Selain contoh Ulat Sutra, tentu masih banyak lagi bisnis atau usaha berkonsep eduwisata. Bisa berupa tekstil, peternakan, perkebunan, perikanan, budaya dan lain sebagainya. Sayangnya, peluang ini belum banyak ditangkap oleh pelaku usaha, masyarakat serta pemerintah dan secara jumlah masih sangat terbatas. Padahal, eduwisata menawarkan keuntungan ekonomi yang sangat menjanjikan sekarang dan yang akan datang.

Konsep bisnis seperti ini sangat menarik untuk terus dikembangkan, memadukan dua entitas berbeda menjadi satu kesatuan. Selain keuntungan ekonomi, beberapa keuntungan lain dapat diperoleh dalam waktu bersamaan, seperti kelestarian lingkungan, pendidikan, kesehatan sekaligus sosial. Ya, sederhananya, bisnis berkonsep eduwisata ini memiliki keuntungan berlipat ganda.

Selain itu, semuanya bisa dikonsep menjadi eduwisata. Sebut saja misalnya pertanian, cukup siapkan lahan sekaligus bahan edukasinya, mulai dari penyiapan lahan, bibit, penanaman, dan sampai pada produksi atau penjualan. Biasanya, bila bentuk bisnisnya berupa barang langsung disiapkan produk yang sudah jadi dan dijual kepada para pengunjung.

Begitu pula dengan lembaga pendidikan, peluang untuk mendapatkan keuntungan ekonomi sangat besar bila dikonsep menjadi eduwisata. Dalam prakteknya, lembaga pendidikan seperti sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar mengajar bagi kalangan internal, tetapi untuk semua kalangan. Semua orang bisa berkunjung dan belajar, dengan ketentuan mereka mau membayar. Bentuknya beragam, bisa pameran atau produk barang dan jasa.

Gambar eduwisata garam | sumber:pamekasanhebat.com
Gambar eduwisata garam | sumber:pamekasanhebat.com

Edukasi-Wisata Berkelanjutan

Eduwisata, sebagai konsep bisnis yang menggabungkan pendidikan dan pariwisata, tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi tetapi juga memiliki potensi untuk berkelanjutan. Keberlanjutan ini tidak hanya berkaitan dengan keberlanjutan ekonomi, tetapi juga aspek lingkungan, sosial, dan pendidikan.

Bagaimana tidak, keberlanjutan ekonomi terletak pada potensi bisnis eduwisata untuk terus berkembang dan memberikan manfaat finansial bagi para pelaku usaha dan masyarakat sekitar. Dengan memadukan aspek pendidikan dan pariwisata, bisnis ini mampu menarik lebih banyak pengunjung, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.

Selain itu, keberlanjutan lingkungan juga menjadi fokus penting dalam bisnis eduwisata. Para pelaku bisnis eduwisata dapat memberikan informasi perihal praktik-praktik berkelanjutan dalam proses produksi. Misalnya, penggunaan metode pertanian atau peternakan organik, pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, dan upaya pelestarian alam sekitar. Artinya, bisnis ini tidak hanya memberikan pengalaman edukatif kepada pengunjung tetapi juga mendukung upaya pelestarian lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun