Atas perintah panglima Mandala mayjen Soeharto, bila mana cuaca laut membaik, supaya PG500 segera menuju ke daerah sasaran pulau Waigeo, dengan rute perjalanan melalui rute pulau Yu, Sankoren dan kabare dengan kendaaran tiga perahu giok (perahu nelayan) masing-masing perahu di pasangan satu mesin jonson dan mercuri 50 PK dengan cadangan laua dan dayung. Pendaratan di Waigeo terjadi baku tembak dengan pihak Marinir Belanda selama 1 hari penuh, tapi pihak PG-500 tidak ada yang korban.Â
Dalam laporan menerangkan bahwa PG-500 tertahan di pulau Waigeo selama 1 bulan oleh karena pihak patroli Belanda selalu aktif melakukan aktifitas mengintai dengan kapal perang dimiliki Belanda, dasar pengawasan Belanda yang ketat berefek pada pasokan akan yang dimiliki pasukan gabungan Indonesia, satu-satunya cara dan jalan untuk patok/pukul sagu sebagai kesediaan logistik untuk kebutuhan berdurasi lama menuju daerah kepala burung Sausapor dan Saoka awal september 1962 (baca: Faroek, 2005).
Sejarah bangsa yang bernama Indonesia dari Sabang sampai Merauke, punya cerita panjang tentang perdebatan, diplomasi dan bahkan pertumpahan darah.Â
Tapi sedikit orang yang tahu bahwa perjuangan Indonesia merebut Papua dari tangan Belanda tidak terlepas dari dukungan logistic sagu dari pulau Gebe. Ingatan sejarah dan kejujuran kita tentang pentingnya sagu, tak sekedar makanan untuk memenuhi dahaga dan kelaparan.Â
Tapi "sagu" lebih dari itu adalah makna perjumpaan, pengetahuan dan kemerdekaan, jika sejarawan seperti Harari bicarakan tentang keadaban dan cemerlang nya orang Amerika dan gandum satu sisi. Maka di Papua sagu juga hal yang penting tentang peradaban dan kemajuan di sisi lain. Â
Cerita soal sagu akan kita di hadap-hadapkan dengan "popeda panas dan kuwa kuning", butir-butir keringat bermunculan dari sudut pori-pori yang terkecil sekalipun. Begitulah jadinya jika kita meriwayatkan seorang anak belia yang kecanduan sagu dan tarikan sejarah sagu dan umat manusia di Papua. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H