Mohon tunggu...
Rofatul Atfah
Rofatul Atfah Mohon Tunggu... Guru - Guru Tidak Tetap

Seorang guru biasa dan Ibu dari anak-anaknya yang istimewa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seminar Orang-orang Bodoh

15 November 2012   11:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:18 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setahun berikutnya, Fitri mengikuti UMPTN lagi. Kali ini aku ikut mendampingi. Sayangnya dari dua kali ikut UMPTN, kondisi fisik saat hari H tidak baik. Adikku tiba-tiba maagnya kambuh, perutnya terasa mual. Aku yang juga ikut UMPTN semata untuk memanfaatkan jatah yang tersisa (tiga kali boleh ikut), malah terasa nyaman saja. Sebab aku memang sudah menjadi mahasiswa di PTN.

Ironisnya, Fitri yang mengharapkan diterima hasilnya ditolak, aku malah sebaliknya. Padahal biaya untuk mengikuti UMPTN itu adalah dari hasil jerih payahnya sendiri. Yaitu dari hasil menjual kerajinan tangan membuat jepitan rambut dari kain perca. Aku kembali menghibur adikku. Aku mengatakan kepadanya bahwa Tuhan tidak akan memberikan kesulitan terus. Pasti ada kemudahan dibalik setiap kesulitan.

“Berapa lama Fitri harus menunggu anugerah dari Tuhan ? Padahal Fitri sudah lelah menerima semua takdir buruk yang datang,” tanya adikku ingin kepastian.

“Menurut kita itu mungkin takdir buruk. Padahal di depan Tuhan, adalah takdir yang buruk,” kataku membantah anggapannnya tentang takdir.

“Tetapi kenyataannya ?! Fitri tidak berhasil mencapai apa yang Fitri cita-citakan. Fitri ingin kuliah seperti Kakak. Fitri juga ingin menikmati kehidupan seperti yang diceritakan orang-orang dalam film dan novel,” Fitri memprotes dengan keras.

Aku tercenung sejenak. Tetapi aku juga tidak kalah akal. Aku harus menemukan kata-kata yang dapat meredam gejolak bathinnya. Aku tidak ingin adikku berputus asa memandang kehidupan. Aku ingin adikku hidup sewajarnya dalam kehidupannya sendiri.

“Waktu berjalan tanpa kita rasakan. Mulanya memang terasa lama. Tetapi coba tengok ke belakang, ternyata kita sudah melewati waktu hingga duabelas tahun. Mulai dari SD hingga lulus SMA. Padahal ketika mengawali kelas satu di SD, terasa enam tahun itu lama. Lalu tiga tahun di SMP, dan tiga tahun di SMA. Kenyataannya semua itu terasa seperti sekejap mata. Sepertinya baru kemarin kita lahir kemudian tahu-tahu menjadi besar,” aku memberi nasehat panjang.

Memang benar. Setelah itu, tahun berganti tahun. Fitri pun berganti-ganti kantor. Dari yang semula sebagai bawahan yang sering dimaki-maki atasan, kini adikku menjadi sekretaris direktur. Atasan yang mempunyai kesempatan untuk melakukan hal yang pernah diterima dulu kepada bawahannya sekarang,…….ah jangan. Jangan membalas dendam atas semua kepahitan masa lalu.

Dari rezekinya Fitri, aku bahkan berkesempatan diajak jalan-jalan ke Bali. Ibuku juga berkesempatan diberangkatkan oergi menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Keluarga ku juga sekarang nyaman ke mana-mana dengan naik mobil baru hasi jerih payahnya bekerja. Seandainya para gurunya di SMA dulu mengetahui kabar tentang muridnya yang pernah mereka masukkan dalam kategori orang bodoh. Bahkan sampai diseminarkan segala. Aku hanya tersenyum memikirkan pengandaian itu.

“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu ? Dan Kami telah menghilangkan darimu bebanmu, yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan namamu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap,” (Alam Nasyrah : 1 - 8).

Bogor, 2007

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun