Mohon tunggu...
Burhanuddin Nur Robbani
Burhanuddin Nur Robbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Sunan Kalijaga 22107030114

menulis, membaca, menghayati

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Shopping Center Taman Pintar Yogyakarta Sepi: Dampak Digitalisasi atau Berkurangnya Minat Baca?

8 Juni 2023   17:36 Diperbarui: 8 Juni 2023   17:40 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mewawancarai Bapak Bimo Wahyu Wibowo(42) yang sampai sekarang masih rutin membeli buku dan lebih suka membaca buku daripada e-book. Pak Bimo berkata: "Saya dari dulu jaman kuliah, setiap minggu pasti pergi ke gramed atau toko buku lain untuk membeli buku karena dulu kita memposisikan buku sebagai hiburan, sebab pada masa itu penggunaan handphone hanya sekedar untuk telfon dan SMS, berbeda dengan jaman sekarang. Saya lebih suka membaca buku dibandingkan video edukasi karena buku dapat mengembangkan imajinasi saya, berbeda dengan video edukasi yang menurut saya kurang efektif untuk mengembangkan imajinasi". 

Lalu saya kembali menyampaikan pertanyaan "Menurut bapak, apa penyebab anak jaman sekarang kebanyakan malas membaca buku?". Lalu Pak Bimo menjawab " Mungkin karena anak jaman sekarang lebih suka mengakses media sosial dan terbiasa belajar melalui video edukasi. Dari kecil sudah di ajari lewat gambar bergerak, jadi sudah terbiasa dengan itu dan kurang berminat untuk membaca buku. Mungkin seperti itu".

Dari wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anak zaman sekarang lebih suka gambar bergerak daripada tulisan. ya, statment tersebut mungkin benar adanya karena saya pun merasakan sendiri semenjak saya mempunyai smartphone di tahun 2015, perlahan saya lebih menyukai belajar melalui video edukasi daripada membaca buku. 

Berarti minat baca masyarakat di era digital ini berkurang dong?

eits, belum tentu. Karena smartphone juga bermanfaat untuk meningkatkan minat baca, sebab kita bisa dengan mudah mengakses e-book kapan saja dan dimana saja dengan pilihan judul yang berbeda-beda. Tetapi, seperti yang disampaikan di awal tadi bahwa anak jaman sekarang lebih suka gambar bergerak daripada tulisan. 

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa sepi-nya toko-toko buku adalah karena jaman sekarang orang-orang mulai beralih ke e-book dan gambar bergerak. Tentu itu bukanlah sebuah kemunduran. Namun, jika terlalu sering belajar melalui gambar bergerak atau video edukasi, minat membaca perlahan akan berkurang. 

Saya berkeliling di Shopping Center Taman Pintar dan melihat-lihat berbagai macam buku bekas dan buku baru. Harganya pun sangat terjangkau. Para penjual buku disana pun sangat ramah dan melayani pembeli dengan baik. 

Setelah melihat-lihat buku, saya pun tertarik dengan buku ini (dalam kondisi baru dan masih segel). 

sumber: dokpri (gambar buku yang saya beli di shopping center taman pintar Yogyakarta)
sumber: dokpri (gambar buku yang saya beli di shopping center taman pintar Yogyakarta)
Saya membeli buku tersebut dengan harga awal 50.000 lalu dapat diskon dan harganya pun turun menjadi 35.000. Tidak berhenti disitu, karena di shopping center kita bisa menawar harga buku, saya pun mencoba menawarnya di harga 30.000 dan di setujui oleh ibu penjual bukunya. sangat asyik bukan, beli buku bisa di tawar hehehe. 

Usai sudah perjalanan kita di Shopping Center taman Pintar Yogyakarta. Sahabat Kompasianer, Jangan lupa untuk selalu memperbanyak literasi yaa. karena baik melalui buku ataupun media lainnya, literasi sangatlah penting. Maka dari itu, kita jangan sampai meninggalkan literasi. 

Terimakasih, 

Sekian dari penulis, sampai jumpa di tulisan berikutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun