11 orang Tertipu
Saat masuk ke bus saya terkejut, bus yang saya naiki tak sebagus yang dijanjikan. itu bukan bus eksekutif tapi bisa ac biasa, bukan Bus ALS yang aku beli tiketnya tapi Kurnia Jaya, saat saya tanya kondektur harga tarif ke Pekalongan hanya Rp 85.000 dia bilang saya tertipu sambil tertawa.
Lebih tekejut lagi saat duduk dan ternyata di sekelilng saya juga menjadi korban penipuan seperti saya dengan jumlah berfariasi dari mulai Rp 170.000 sd Rp 195.000.Para penumpang yang sempat saya ajak ngobrol ada 11 orang yang tertipu dari Pekaloangan dan Pemalang.
Lebih Aman Terminal Bayangan?
Kepada Yang Terhormak Pak Jonan, apa yang saya alami bisa jadi adalah kebodohan saya karena baru pertama kali masuk ke Terminal Kampung Rambutan.
Tapi sebagai rakyat yang juga ikut membayar pajak, saya sangat kecewa.Terminal dibangun dengan uang rakyat , para petugasnya di juga digaji dari uang rakyat, para penumpang juga masih ditarik biaya peron tapi pemerasan dan penipuan justru terjadi di dalam terminal di depan mata petugas dan tidak ada upaya untuk melindungi calon penumpang.
Para pemeras (maaf saya menyebut pemeras karena saya dipaksa beli) dan penipu itu memang jahat tapi pemerintah akan lebih jahat jahat jika terus membiarkan praktik seperti ini tetap berlangsung.
Membangun tempat yang dibiayai oleh rakyat tapi di dalamnya ada praktik pemerasan dan penipuan rakyat.Terminal dibangun untuk memberikan rasa nyaman, aman dan kepastian bagi penumpang.
Seharusnya saat ke terminal penumpang mendapatkan keamanan, kenyamanan dan kepastian.Keamanan dari segala bentuk praktik premanisme , bebas memilih tiket dan bus yang diinginkan, rasa nyaman karean bisa menunggu serta kepastian harga tiket, dan jaminan bahwa penumpang akan mendapatkan bus sesuai tiket yang dibelinya.
Sebagai perbandingan saat berangkat ke Jakarta saya menunggu bus di terminal bayangan yang dikelola oleh masyarakat, dia meminta jasa Rp 10.000-Rp 15.000, tapi saya bisa mendapatkan bus yang bagus dan bisa sampai ke tujuan seperti yang dijanjikan. Sementara saat mencari bus di terminal saya mendapatkkan bus degan harga lebih mahal dua kali lipat lebih, dan masih ditambah dengan bus yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan dan dioper sampai 3 kali.
Bagaimana mungkin teminal bayangan yang dikelola swadaya dan katanya ilegal justru bisa memebrikan rasa nyaman dan aman, sementara terminal resmi yang dibiayai dari uang rakyat justru membiarkan terjadinya pemerasan dan penipuan.