Mohon tunggu...
Burhan Fakhri Parmadhi
Burhan Fakhri Parmadhi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

hobi saya bermain voly

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Generasi Sandwich sebagai Tulang Punggung di Tengah Beban Ganda

12 Juni 2024   18:59 Diperbarui: 12 Juni 2024   19:25 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Generasi Sandwich: Tulang Punggung Keluarga di Tengah Beban Ganda

Generasi sandwich sebuah istilah yang menggambarkan individu yang berada di tengah-tengah antara merawat anak-anak mereka dan orang tua yang menua, kini menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Di era modern ini, tekanan yang dihadapi oleh generasi sandwich tidak hanya berasal dari tanggung jawab keluarga, tetapi juga dari tuntutan profesional dan sosial yang tinggi. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting: bagaimana kita dapat mendukung generasi sandwich agar tetap kuat sebagai tulang punggung keluarga?

Tantangan Generasi Sandwich

1. Generasi sandwich sering merasakan tekanan finansial yang besar. 

Mereka harus mengelola biaya pendidikan anak anak mereka, sambil juga menanggung biaya orang tua yang semakin lanjut usia. Hal ini semakin rumit dengan ketidakstabilan ekonomi dan biaya hidup yang terus meningkat, menyebabkan banyak dari mereka mengalami kesulitan keuangan. 

2. Tekanan Emosi atau  Mental

Memikul tanggung jawab terhadap dua generasi yang berbeda dapat menyebabkan stres yang besar. Mengatur waktu dan perhatian antara anak-anak dan orang tua bisa membuat seseorang merasa sangat lelah secara emosional dan mental. Masalah ini sering kali semakin buruk karena kurangnya waktu untuk merawat diri sendiri, yang bisa menyebabkan kelelahan berlebihan dan masalah kesehatan mental lainnya.

3. Karir

Di tengah-tengah segala hal ini, generasi sandwich juga harus memperhatikan pekerjaan mereka. Tekanan dari pekerjaan yang tinggi sering bertentangan dengan kebutuhan untuk merawat keluarga, menciptakan situasi di mana seseorang harus memilih antara kesuksesan profesional dan tanggung jawab pribadi. Banyak yang merasa terjebak di antara memajukan karier atau memperhatikan kesejahteraan keluarga, sebuah keputusan yang sulit dan penuh tekanan.

Menjadi Generasi Sandwich memang penuh tantangan. Mereka harus menanggung beban finansial dan emosional untuk mendukung orang tua dan anak-anak. Namun, dengan strategi yang tepat dan dukungan dari orang-orang terdekat, mereka dapat merasa lebih ringan dan menghadapi masa depan dengan lebih baik. Berikut strateginya :

1. Membangun komunikasi yang terbuka

Dengan anggota keluarga tentang situasi keuangan merupakan langkah penting dalam menjalin hubungan yang kuat dan mendukung satu sama lain. Dengan berbicara secara terbuka, setiap anggota keluarga dapat saling memahami tantangan dan kebutuhan masing-masing, sehingga dapat bekerja sama untuk mencari solusi yang terbaik dalam mengatasi beban finansial dan mendukung satu sama lain secara emosional.

2. Mencari Pengahasilan Tambahan

Mereka bisa memikirkan untuk memulai bisnis kecil selain dari pekerjaan utama mereka, atau menggunakan kemampuan kreatif atau teknis mereka untuk menawarkan layanan atau produk secara independen. Dengan memanfaatkan peluang tambahan ini,  dapat mengurangi beban keuangan dan meningkatkan fleksibilitas finansial mereka. 

Dalam menghadapi tantangan kompleks sebagai generasi sandwich, membangun komunikasi terbuka dalam keluarga dan mencari sumber penghasilan tambahan adalah strategi penting untuk mengurangi tekanan finansial dan emosional. Dengan dukungan keluarga serta bijaksana dalam memanfaatkan peluang tambahan, generasi sandwich dapat mengatasi beban tersebut dan melihat masa depan dengan lebih optimis. Ini membantu mereka menjaga keseimbangan antara tanggung jawab keluarga, karier, dan kesejahteraan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun