Karena dukaku terseret dukamu
Terusir sunyi dan sepi
Malam hitam setelah hujan
Tujuan tak kunjung ditemukan
Kita masih meniduri perempatan
Bahumu kujadikan sandaran
Kita terlahir sendiri-sendiri
Nasib membawamu padaku
Hatiku selebar samudera
Kita meratapi kolong-kolong
Meresapi kendaraan sombong
Orang-orang melewatkan orang lain
Padahal kesempatan terlewat tak selalu sempat
Aku menerimamu dalam tawa lambat
/Sltg./
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!