Mohon tunggu...
Burhan Buya Farhan
Burhan Buya Farhan Mohon Tunggu... -

Seorang AYAH yang memberanikan diri untuk mengajari anaknya memanggil dirinya : "BUYA"..\r\nSeorang SUAMI dari Istri yang cantik dan sabar luar biasa..\r\nSeorang DOKTER yang masih harus banyak sekali belajar..\r\nSeorang abdi negara dan abdi masyarakat yang ingin mengabdi sebaik-baiknya..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tujuh "T" untuk Manten Baru dan Manten Lama

4 Juni 2012   18:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:24 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah...


Cuma ingin berbagi nasehat yang kami dengar dari atas pelaminan beberapa waktu yang lalu...


Alhamdulillah setelah satu minggu pelaksanaan akad dan resepsi pernikahan kami di Surabaya, di JoMBang juga telah berjalan lancar acara Ngunduh Mantu. Meski ada beberapa kendala, tetapi tidak menghalangi prosesi acara hingga selesai. Syukur juga pada acara ini Prof. Ahmad Zahro bisa datang dan memberikan "sangu" mau'idloh hasanah untuk Manten Lama pada umumnya dan Manten Baru pada khususnya:). Cukup singkat, namun sangat padat. Berikut bekal dari beliau untuk kami:

  1. Taqwa.

    Ketaqwaan kepada Allah tentu merupakan hal dasar yang wajib dimiliki oleh setiap insan, khususnya sebagai pondasi dalam berumah tangga. Rumah tangga yang dibangun harus diniatkan sebagai bentuk ketaqwaan seseorang kepada Tuhannya, untuk mengikuti sunnah Rasulnya, untuk menjaga dirinya agar tetap dalam batas yang diperbolehkan.Point ini harus dilakukan oleh suami dan istri bersamaan. Jika "pincang" salah satu, akan sulit untuk mencapai rumah tangga yang ideal. Prof. Zahro mencotohkan kisah para suami alim dengan istrinya yang membangkang, antara lain Nabi Nuh dan Nabi Luth, juga istri yang sholihah dengan suaminya yang kafir yaitu Siti Asiyah dan Fir'aun. Di ujung teladan, ada Rasulullah SAW yang menjadi uswatun hasanah untuk dicontoh perjalanan rumah tangganya.

  2. Ta'aruf

    Saling mengenal. Beliau bercerita bahwa sedang gencar2nya ingin mengganti istilah (dan amalan) pacaran dengan taaruf ini. Saling mengenal untuk menemukan kecocokan dalam kaidah2 yang dibenarkan Islam. Setelah menikah pun kegiatan saling mengenal ini patut terus dilanjutkan karena bagaimanapun suami dan istri berasal dari dua latar belakang yang jauh berbeda.  Tapi beliau mengingatkan bagi yang sudah menikah untuk jangan mengenalkan sisi buruk dari kehidupan masa lalu sebelum menikah kecuali benar2 ditanya.., he2.

  3. Tafahum

    Saling memahami. Kalo perlu bila salah satu suka pedas dan yang lain tidak maka salah satu pihak yang tidak suka pedas itu hendaknya belajar suka pedas atau sebaliknya yang suka pedas belajar menyukai makanan yang tidak pedas.Bahkan meski umumnya pekerjaan dapur adalah urusan perempuan, ndak ada salahnya pihak suami bantu2 istri juga di dapur, meski seringkali bukannya bantu malahan bikin pekerjaan terganggu @_@

  4. Tahabub

    Saling mencintai, merupakan harta tak terhingga yang bisa membuat rumah tangga tetap harmonis. Prof. Zahro memesankan pada kami untuk jangan pelit mengucapkan kata cinta pada pasangan. Entah itu sebelum tidur, bangun tidur, saat akan berangkat kerja, atau kapan pun dalam 24 jam, sempatkan memberikan paling tidak 1 kalimat "I Love You" atau sejenisnya. Hal kecil namun besar inilah yang akan tetap membuat pijar cinta tetap menyala.

  5. Ta'awun

    Saling tolong menolong, dalam kehidupan berumah tangga dicontohkan bahwa suami harus mengerti apa yang istri butuhkan, demikian juga istri. Jadi akan saling menutupi kekurangan masing-masing. Saling membantu dalam berumah tangga tidak harus "saklek" pada job-description masing-masing. Jika suatu hari istri sangat sibuk di dapur, bolehlah suami membantunya di dapur, tidak harus membantu menyelesaikan, paling tidak memberikan dukungan. Jika suatu saat suami sibuk mencuci mobil, bolehlah istri membantunya meski sekadar membantu memegangkan selang air.

  6. Tabayyun

    Saling terbuka, juga punya aturan dalam berumah tangga. Tidak semua hal perlu untuk dikisahkan kepada pasangan, seperti tentang mantan pacar atau cerita masa lalu. Yang dimaksud dengan saling terbuka dalam rumah tangga adalah setelah benar-benar resmi sebagai suami-istri. Misalnya, tidak perlu memasang password pada ponsel untuk memudahkan pasangan "membuka tabir" keraguannya. Dibalik itu semua, kejujuran tetap diutamakan.

  7. Saling Setia (saya lupa bahasa arabnya, T.... pokoknya:)

    intinya, yang ini penting bangeeedd (juga), hehehe...

Maap nda lengkap, ndengerin dengan deg2an dari pelaminan siey...hehehehe...., semoga kapan2 bisa saya edit setelah mendengarkan rekaman audiovisual acara tersebut:)

Wallahu A'lam.


copast dari note FB lama saya: SUMBER

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun