Mohon tunggu...
Suseno Joe
Suseno Joe Mohon Tunggu... -

MONOLOG DIRI\r\n\r\n"Sang Maha Pemelihara Agung ada disini... saat ini... jika kau terlalu sibuk melihat masa lalumu atau bahkan cemas terhadap kehidupan mendatang yang penuh dengan khayalan fantasi yang menggelanyuti tanpa ada dasar pijakan, kau tidak akan melihatNYA kau akan melupakanNYA dan jika kesibukanmu ini menjadi acuan untuk di tapaki\r\nhmm... hidup ini TIDAK LAYAK untuk kau jalani "

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Syi'ar Sudra

21 Maret 2012   04:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:40 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seridanta layu berkembang

tertegun dalam paseban agung nuraga pembaringan

nira yang tertumpah melidas kiswah kalbu

polah berulah melaga dalam petarangan jaman yang semakin semu tak tergambar

kandas berulang ulang mengganjal setiap dharma yang akan bertunas...

benturan hempasan hujaman culas melibas

melabuh pada wibawa selir sang keranda yang tak berhenti menyapa...

dogma tertata tanpa bantah

merangkai perca kafan

menjulur pada yang jujur

menjalar pada yang benar

kusut yang terrajut

keruh yang tertaruh

merembes mengotori kesadaran nurani

naif dan ironis gema narendra terhempas

menjunam dalam gelanggang birahi matra danawa

menempatkan ego di atas altar penyembahan...

kanvas pertiwi memerah senja

menenggelamkan si lapar

mengaburkan si rakus

lemas yang tergilas meringkuk terpuruk

buncit yang melejit sengit geram mencekik...

rambah cerca berimbas darah

tumpang tindih serakkan tangis

selaju pilu hambar tergelar

rampai majasi kelakar berkoar...

paras kaca benggala pucat pasi berisyarat peleburan

rindang berkawan arang

cerah tertata kelam

permai tersemai bangkai

tawa tertindih tangis

mengumbar pekik jerit usang jemawa bergumam...

semenanjung lembah karma berutas tirani

menyelisir bertubi menengadah imbas wadal larung mahar sesaji

mengelamkan peradaban yang terjejal pelik sesak kemelut genting...

mantra sudra terasing menunduk

bersyi'ar mashaf masyaf ketertindasan

kala embun dan angin dalam peraduan mesra bersahaja

berkumandang rajah kalacakra kelu terbata

mengikis kerak sejengkal berundak

bermanunggal hendak semesta...

penala agung Gong tertabuh

menggema tertambat mengamini di setiap bait bait sya'ir cosmis yang tergurat

mendesah berparadoks dalam nafas jelaga yang tersengal sengal...

Ya maraja jaramaya...

Ya marani niramaya...

Ya silapa palasiya...

Ya miroda daromiya...

Ya midosa sadomiya...

Ya dayuda dayudaya...

Ya siyaca cayasiya...

Ya sihama mahasiya...

Serak getir terjemah

melucut kecongkakan

mengikis keserakahan

menggeleparkan kepicikan

berayun landai berwujud dalam cucuran...

kelam yang tersulam

raharja yang tertata

menuai damai selaras harmoni nada CINTA  di bumi persada

dalam kebesaran panji panji NUSWANTARA JAYA...

semoga....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun