Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memasyarakatkan Maulidan Ad-Diba'i di Rumah Sakit

6 November 2021   20:06 Diperbarui: 6 November 2021   20:10 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alunan sholawatan bersaut-sautan mendayu dari arah masjid As-Syifa RSUD dr Harjono Ponorogo. Sholawatan yang diiring musik rebana semakin membuat pengunjung penasaran. Karena selama ini belum pernah ada acara seperti ini.

Hujan tak membuat para pengunjung yang kebanyakan keluarga pasien, bahkan pasien yang sudah pulih pengobatan bergabung mendekat melewati selasar. Nampak pula pegawai rumah sakit yang selepas dinas atau sedang menunggu hujan reda bergabung di masjid.

Acara sholawatan Maulidan tersebut digagas oleh dr Riza Mazidu dan dr Isna Rofiudin secara dadakan, dan disambut baik oleh wakil direktur medik drg Enggar Triaji.

Acara Maulid dan sholawatan dipimpin oleh Imam Masjig Agung Ponorogo, Gus Ghufron Al Hafidz dan diiringi Grup Hadroh Al Minan Krandegan.

"Hari Ulang Tahun RSU saja di peringati, apalagi Hari Lahirnya Kanjeng Nabi. " Kata beliau.

Acara Maulid seperti ini diharapkan bisa menumbuhkan rasa cintanya pada Nabi Muhammad SAW. Dengan mengungkapkan kegembiraan terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah bentuk cerminan rasa cinta dan penghormatan kita terhadap Nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam sebagaimana terdapat pada Surah Yunus ayat 58, jelas Gus Ghufron Al Hafidz.

Figur teladan ini diutus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam, imbuhnya lagi.

Diiringi alat musik rebana jemaah yang terkumpul semakin banyak, mereka bergabung begitu saja. Langsung ikut dalam dayunya sholawat memuji Nabi Muhammad sebagai kekasih Allah, nabi umat Islam dan nabi akhir zaman.

Maulid Diba'an dengan membaca kitab yang memuat bacaan shalawat dan riwayat hidup Nabi secara singkat yang ditulis oleh Syaikh Abdurrahman ad-Diba'i.

"Ayem, tentrem, gandem, dan marem. " kata Subadri, salah satu pengunjung.

Dia mengatakan damai, nyaman, mantap, dan puas. Dia sudah kangen suasana masjid di desanya. Dia sudah hampir 2 minggu dirawat di RSUD, dan besuk katanya sudah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Di masjid desanya sholawatan seperti ini selalu dilakukan menjelang sholat dan setelah sholat berjamaah, saling bersaut-sautan jelasnya. Rasanya kayak di rumah, rasanya kayak tidak dilingkungan rumah sakit. Seperti terapi batin luar biasa, katanya lagi.

Tradisi yang sudah turun temurun
Tradisi yang sudah turun temurun

Melihat animo pegawainya dan para pengunjung ini drg. Enggar Triaji akan menindaklanjuti agar bisa rutin kedepannya. Mengingat di Ponorogo acara-acara seperti ini sudah menjadi kebiasaan, dan kebiasaan baik tersebut akan di dilakukan di RSUD pula, dengan harapan hubungan masyarakat dan RSUD semakin erat, jelasnya lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun