Saya langsung lari ke kamar 6 yang bersebelahan, ada tabung oksigen kecil yg sudah ada manometernya. Tanpa tanya langsung saya pasangkan. Ternyata pasien punya oksigen kecil dari rumah.
Saya ingat kamar, 5 sisi timur sejak 2 hari yang lalu paling sesak, tapi alhamdulillah aman.
Saya langsung menuju kamar G lagi, tapi baru saja melangkah terlihat 2 orang memakai hasmad menggotong tabung besar.
Saya baru ingat, tidak ada teman lelaki yang jaga dan tak mungkin 3 perempuan teman saya mengangkat tabung sebesar itu.
"Sampeyan siapa mas kok ambil oksigen sendiri?" bentak saya.
"Saya keluarga pasien G, ini tabung buat persediaan bapak saya. " jawabannya.
"Sampeyan keluar, tidak ada orang lain yang boleh berada di dalam sini kecuali pasien dan petugas. " bentak saya.
"Saya sendiri yang masang tabung buat bapak, mengapa saya di suruh pergi.. " protes dia.
Sayang geram, kunci Inggris dalam genggaman saya ikut bergetar.
"Oksigen buat bapak sampeyan cukup sampai tengah malam, Bapak sampeyan pakai nasal kanul gak sampai tengah malam aman... " jelas saya.
Tapi yang saya jelaskan malah tambah marah.