Untung manometer belum terpasang pada tabung kosong sebelumnya, sehingga tanpa kunci Inggris bisa saya pasang pada tabung baru meski kurang kencang. Segera mesin portable saya gantikan dengan oksigen tabung kecil. Meski masih nafas tersengal tapi tak sedangkal sebelumnya. Perkiraan tabung kecil mampu dipakainya untuk 10 menitan.
Saya segera lari menyeret mesin oksigen portable ke kamar no A.
"Ibuk tenang, jangan panik, mesin ini bisa hasilkan oksigen untuk ibuk, dan bapak aman bapak lebih aman dibanding ibuk.. " kata saya menenangkan, karena si pasien terus nunjuk-nunjuk ke arah suaminya yg juga dirawat sekamar dengannya.
"Sabar ya pak... " kata saya sebelumnya lari ke arah kamar lain.
Di ujung terlihat teman perempuan saya sudah selesai dandan, saya kasih kode untuk lanjutkan masuk kamar B.
Saya langsung buka pintu sisi luar sisi utara untuk masukan tabung besar, sialan berat sekali dan tak ada troli. Akhirnya tabung saya tidur kan saya glundingkan, gak peduli nabrak meja meja yang ada disekitarnya.
Dalam posisi panik, nyari kunci Inggris juga gak ketemu. Akhirnya manometer saya lepas lagi dari tabung kecil kecil lagi. Belum bisa masang di tabung besar.
Saya balik keluar, ambil tabung besar lagi. Saya bawa ke sisi selatan yang berjarak hampir 200 meter. Bingung karena gak alat buat bawa. Terlihat ada troli pengusung barang di ujung, tabung saya golingkan pada troli.
Glonthaaaaaannnng....
Karena bukan troli peruntukan tabung oksigen. Kondisi darurat, apa boleh buat. Membentur tembok kanan kiri, karena tabung panjang dalam posisi tidur.
Saya langsung menunju kamar G tempat tidur sisi timur disana sudah terpasang tabung ukuran besar dan sudah ada orang memakai hasmad kayak saya. Kamar G aman.