Tidak tahu siapa yang memulai, memberikan label atau julukan "Suku Matahari". Bisa jadi karena seringnya kami membagikan foto-foto tentang matahari, rembulan, dan benda langit.
Kami adalah Komunitas "Beku", atau juga seringkali disebut "Beku Institut ". Terbentuk 8 tahun silam, komunitas fotografi yang tadinya hanya lingkup Ponorogo, sekarang merambah ke kota sekitar Ponorogo. Sekarang anggotanya juga gabung dari Madiun, Trenggalek, Pacitan, dan Magetan.
Kami kopdar saban Rabu malam, yang kami sebut "Reboan". Selain ngopi, kami suka sharing tentang fotografi. Saling melengkapi dan saling berbagi, sembari ngopi.
Beruntung 2 tahun yang lalu kami kenal Mas Fadli Rozi, komunitas Warkop Malang. Komunitas yang lebih fokus motret tata surya atau benda langit. Kami sering diundang gabung ke Malang, atau rombongan Malang datang ke Ponorogo.
Sebulan yang lalu saat ke Bromo kami mampir di basecamp Warkop Malang. Pulangnya kami diberi oleh-oleh teleskop untuk kegiatan Beku di Ponorogo.
Rencana kami semula, motret bareng dan nonton bareng gerhana matahari. Sedianya buat umum, buat siapa saja yang minat. Kami menyediakan banyak kacamata khusus, pesan lewat online.
Namun sayangnya sampai hari H, pesanan belum datang. Akhirnya rencana kami batalkan, tidak mau ambil risiko membahayakan mata orang-orang yang akan ikut bergabung. Namun acara motret tetap dilaksanakan di daerah Mlarak-Jetis.
Kacamata hitam pesanan gak datang, kami akali dengan foto bekas rontgen (radiologi). Kami bikin sedemikian rupa, sehingga bisa dipakai saat  gerhana tiba.
Banyak orang yang penasaran, dan mereka bergantian ingin melihat lewat teleskop pinjaman kami. Kacamata bikinan kami "laris manis", orang yang sedang lewat sepulang dari sawah, atau pulang bekerja juga penasaran.
Mereka takjub dengan piranti kami yang sederhana namun bisa mengabadikan gerhana matahari yang buat kebanyakan orang takut terjadi apa-apa pada matanya.
Hawa panas karena saat gerhana posisi matahari di atas kepala, namun awan mendung beberapa kali lewat membuat kami ketar-ketir menyelamatkan peralatan kami.
Apapun hasilnya, kami bangga bisa berbagi kesenangan. Suku Matahari berbagi untuk menikmati matahari yang sedang gerhana. Hasil tidak maksimal karena mendung, dan kebetulan daerah Ponorogo dapat jatah "gerhana matahari sabit".
Terima kasih, Mas Fadli Rozi, terima kasih Warkop Malang, terima kasih Mas Danie atas makan siang buat kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H