Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hari Jadi Perawat dalam Hiruk Pikuk Politik

21 Maret 2019   12:07 Diperbarui: 21 Maret 2019   19:41 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Hari jadi perawat 2019, dok DPP PPNI

Tanggal 17 Maret 2019 kemarin perawat Indonesia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-45. Hari ulang tahun yang tak semua perawat Indonesia ingat hari jadinya. Tema tahun ini "Keluarga dan Masyarakat Sehat Bersama Perawat"

Hari jadi di tahun politik yang penuh hiruk pikuk persiapan pesta demokrasi yang sangat rawan dengan gesekan.

Siapa perawat? Bagaimana perawat? Mau dibawa ke mana perawat? Adalah pertanyaan klasik yang seakan tidak pernah terurai sedari dulu dan tak pernah terjawab.

Pada debat calon Wakil Presiden masalah kesehatan disinggung. Meski tidak spesifik tenaga perawat disebutkan, tapi ada arah ke sana. Kyai Ma'aruf Amin menyebutkan tentang pembangunan kesehatan yang luas tak hanya terfokus pada pengobatan (kuratif). 

Preventif, promotif, kuratif, dan kurang rehabilitatif yang belum disebut. Senada dengan tema hari jadi perawat, jika keluarga dan masyarakat menjadi fokus dalam pembangunan kesehatan.

Kesemuanya adalah bidang garap perawat. Perawat dipersiapkan untuk hal itu. Kuratif lebih banyak dilakukan di rumah sakit. Sedangkan preventif, promotif, dan lebih banyak diaplikasikan pada masyarakat.

Tenaga kesehatan 60 persen adalah perawat. Mereka bertugas 24 jam per hari, tujuh hari per minggu dan tidak terbatas pada geografi. Mulai perkotaan, kecamatan, desa, sampai pegunungan.

Dulu Gubernur Jawa Timur Sukarwo pernah mencanangkan satu desa satu perawat melui program Poskesdes, Pondok Kesehatan Desa. Menurut Gubernur Sukarwo kala itu, Ponkesdes sangat penting dalam rangka meningkatkan upaya preventif dan promotif. 

Menurut Pakde Karwo jika pola kesehatan preventif, promotif bisa berjalan diharapkan bisa mengurangi beban BPJS yang lebih mengcover kuratif. Dengan adanya Ponkesdes, masyarakat jadi tenang merasa dekat dengan pelayanan kesehatan. 

Logo Hari jadi perawat 2019, dok DPP PPNI
Logo Hari jadi perawat 2019, dok DPP PPNI
Kilas balik ini menggambarkan bagaimana perawat menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan dimanapun dia ditempatkan.

Kembali pada profesi keperawatan yang sedang berulang tahun menjelang pesta demokrasi. Majunya sebuah profesi ketika mendapatkan pengakuan baik secara subtansial maupun secara profesional. Baik secara hukum maupun secara kelembagaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun