"Nanti dipasang alat kurang lebih kayak kateter yang selama sampeyan pakai, lewat alat tersebut kelenjar prostat dicuwili sedikit demi sedikit dan sangat minim perdarahan..." imbuhnya lagi. Dokter urologi tersebut menjelaskan dengan bahasa sederhana agar bisa diterima oleh pasiennya.
"Sampeyan dibius separo badan bagian bawah, nanti sampeyan bisa lihat lewat layar TV proses operasi sampeyan..." jelasnya lagi.Â
Dipasang kateter lagi 3 hari, tak perlu ditarik seperti metode dulu lagi. Tak perlu dirawat di rumah sakit berhari-hari, Cuma 3 harian, begitu pulang kateter langsung dicabut.
Warsito lega atas penjelasan dokter yang akan menanganinya, dan siap operasi. Gampang-gampang susah kata dokter Riza Mazidu menjelaskan pada orang awam apalagi menyangkut teknologi yang terus berkembang.
"Hebat, operasi prostat tanpa sayatan..." cerita Warsito setelah operasi.
Menurut dr. Riza Mazidu spesialis urologi RSUD Harjono Ponorogo ini, operasi prostat tanpa sayatan atau yang dikenal dengan nama trans urethral resection of prostate (TURP).
Menurutnya tindakan operasi prostat bisa dilakukan dengan dua cara, teknik operasi dengan sayatan dan tanpa sayatan.
"Operasi tanpa sayatan dikenal dengan nama trans urethral resection of prostate (TURP). Operasi kerok prostat memiliki keuntungan seperti, tidak ada sayatan pisau operasi, resiko pendarahan lebih ringan, proses penyembuhan lebih cepat, waktu rawat inap lebih singkat," kata dr Riza.
Kurang lebih perlu waktu 30-60 menit proses operasinya, kata dr Riza. Pasien dalam kondisi sadar meskipun dilakukan pembiusan, sehingga bisa berinteraksi dengan dokter operator saat operasi.
Prostat akan dikerok menggunakan alat yang dimasukan melalui saluran kencing sehingga tidak diperlukan luka sayatan. Tetap dipasang selang kateter selama 3-4 hari selama dirawat di rumah sakit.