Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Monster Road 2019 Series Ke-2 Digelar di Ponorogo

10 Maret 2019   19:23 Diperbarui: 13 Maret 2019   09:36 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monster Road olahraga pemacu adrenalin (dok. pribadi)

Seru adu cepat, Adu kecekatan (dok. pribadi)
Seru adu cepat, Adu kecekatan (dok. pribadi)
"Karena mobil cc besar bukan jaminan untuk memenangkan event ini. Setingan suspensi yang baik menjadi salah satu kunci suksesnya menaklukan sirkuit Monster Road," paparnya.

Monster Road 2019 berbeda dengan sebelumnya, kali ini mencari fastest lap dengan akumulasi nilai setelah melewati semua tantangan dan halang rintang yang ada di lintasan balap.
Sistem poin digunakan untuk mencari pemenang, jadi  tidak asal cepat di lintasan. Namun minim kesalahan atau pelanggaran. Jadi benar benar diharapkan didapatkan monster  dengan  driver  cekatan dan navigator yang cerdik untuk naikkan podium, jelas Syamsu panitia yang berasal dari Tuban.

Sirkuit buatan tak kalah ngeri dari sirkuit alam (dok. pribadi)
Sirkuit buatan tak kalah ngeri dari sirkuit alam (dok. pribadi)
Peserta dari Yogyakarta (dok. pribadi)
Peserta dari Yogyakarta (dok. pribadi)
Ada tiga kelas balap yang dilombakan. Kelas pertama adalah 1000cc, kelas kedua yaitu under, dan kelas terakhir adalah upper. Kelas Upper adalah salah satu kelas yang bergengsi dan paling ditunggu-tunggu penonton.

Setiap peserta wajib mengikuti 9 dari 12 Putaran selama satu tahun, putaran terakhir wajib diikuti. Peserta dapat mengikuti seluruh putaran, namun untuk merebut gelar Juara Umum hanya diambil pointnya dari 9 putaran termasuk putaran terakhir, jelas Syamsu.

Ada peserta dari Merapi Yogyakarta yang mencuri perhatian, kepiawaian dan kecepatannya di atas rata-rata. Juga demikian team dari Ponorogo, berkendara dengan warna didominasi kuning mendapatkan aplause. 

Jatuh bangun (dok. pribadi)
Jatuh bangun (dok. pribadi)
Meski sirkuit bukan di alam bebas, namun sirkuit buatan di alun-alun Ponorogo bikin deg-degan. Meski sirkuit bukan di alam bebas, namun sirkuit buatan di alun-alun Ponorogo bikin deg-degan. Berkali-kali mobil peserta jatuh bangun dan harus perlu bantuan saat terbalik. Ada 3 mobil derek yang selalu siap saat ada peserta yang harus terhenti di tengah jalur sirkuit.

Benar-benar menghibur dan decak kagum dibuatnya, genre "Urban Offroad" sangat terasa kental terutama buat kaum milenial.


Berikut sebagian videonya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun