Mengusung genre "Urban Offroad", Â Monster Road kali ini diselenggarakan di tengah-tengah kota. Monster Road adalah sebuah balapan offroad yang cukup berbeda dengan offroad sebelumnya. Offroad sebelumnya diadakan di alam bebas.
Monster Road kali ini dibalut dengan gaya milenial, dengan ciri ciri khas suguhan elemen anak muda. Pengunjung tidak monoton nonton balapan, namun disuguhi elemen entertainment.Â
Belum lagi game-game seru di setiap stan, yang semuanya gratis bahkan berhadiah. Tim Super Adventure Community Partner menjadi salah satu elemen pembeda yang ada di Monster Road 2019 dengan yang tahun kemarin. Kolaborasi antar komunitas di Monster Road 2019.Â
Alun-alun kota Ponorogo disulap menjadi sirkuit offroad, meski pro-kontra terjadi soal rusaknya rumput alun-alun. Toh selama ini rumput tumbuh liar, karena alun-alun Ponorogo sedari dibangun buat panggung hiburan. Bukan sebagai taman kota. Alun-alun saban tahun dipakai sebagai pasar malam 3-4 kali ivent, hampir tak ada ruas yang tersisa. Sehingga yang mengawatirkan rumputnya rusak tidak masuk akal.
Jadual semula dibatasi 50 stater seperti di series 1 Tuban, namun di Ponorogo berubah menjadi 64 peserta. Animo peserta tinggi terutama anak muda, kata Tjahyadi Gunawan saat berbincang dengan wakil gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Pada kesempatan yang sama wakil gubernur juga naik panggung dadakan, membuat para kaum milenial teriak mengelu-elukan. Karena Emil Dardak bagian dari kaum melineal sesuai jargon waktu Pilkada dulu.
Wakil gubernur berpesan jauhi narkoba, jaga kebersihan, dan mengajak anak muda milenial untuk bersama membangun bangsa.
Tjahyadi menjelaskan pada wakil gubernur, ada beberapa alasan yang membuat para offroader muda penasaran dengan kejuaraan Monster Road.Â