Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tak Hanya Mitos, Gas Elpiji Lenyap Saat Ramadan

3 Juni 2018   11:04 Diperbarui: 3 Juni 2018   11:15 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gas elpiji 3 kg di Ponorogo langka seminggu terakhir | Dokpri

Saerah kelimpungan mau masak tapi tak ada elpiji, padahal saat berbuka tak lama lagi tiba. Kios milik Ropik yang biasa menjadi langganannya sudah tidak dipasok hampir semingguan. Begitu juga agen yang biasa menyetori Ropik juga mengatakan kosong tak ada kiriman.

Begitupun SPBU di Ponorogo yang menjadi garda terdepan Pertamina juga kosong stok, ada 12 kg tapi begitu datang langsung jadi rebutan pembeli.

Saerah tak sendiri, ada Fitri, Darsih, Anas, Eny, dan ratusan perempuan lainya di Ponorogo yang kelimpungan. Bingung mau masak tapi tak ada gas elpiji.

Suami Eny mengkordinir tetangganya mencari gas elpiji di daerah Purwantoro Wonogiri, perbatasan Jawa Tengah. Dia membawa mobil keluar masuk kios di daerah tersebut untuk membeli 2-3 tabung per kios. Karena kalau beli banyak tidak boleh dikira mau menimbun. Itupun hanya berlaku 3 hari karena pembeli dari luar kabupaten bahkan luar provinsi tidak boleh.

Harga gas 3 kg melonjak menjadi 25 ribu, bahkan tembus 40 ribu. Meski mahal namun barang sulit di dalam dapatkan.

Jagad Facebook ramai, katanya pemerintah menjamin ketersediaan gas elpiji. Wakil bupati mengatakan aman, namun kata febuker bukan aman tapi ada yang mengamankan.

Mitos kalau Ramadan konsumsi meningkat sepertinya benar adanya, meski apa yang dimakan tetep sama. Mitos sebagian orang mengambil kesempatan dan untung sesaat benar adanya sejak dulu. Mitos yang sudah menjadi fakta. Legenda yang selalu terulang saban Ramadan.

Siapa yang harus bertanggungjawab? Masyarakat benar-benar menderita, masyarakat benar-benar nelangsa saat berbuka dan sahur makanan tak tersedia di meja makanan. Ibu-ibu menangis saat perannya sebagai ibu tak dapat diperankan.

Harus kemana masyarakat mengadu? Kemanakah gas-gas elpiji dari SPBE disalurkan?

"Luwih mending ora ono bensin tinimbang gak ono gas, nelongso ditangisi anak wulan poso." Kata Maisaroh yang sudah 3 hari tidak bisa masak.

"Beribadah tak boleh ngresulo, tapi kalau kondisinya begini cuma bisa nangis." Ungkap Kartini sambil menenteng tabung gas elpiji kosongnya dan pulang hampa. Begitupun Marmi, menyiasati dengan ranting kayu di sekitar pekarangan untuk bikin perapian buat memasak selama seminggu terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun