Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Penemuan Mayat dan Mitos Sungai Sekayu, Ponorogo

28 Februari 2018   20:52 Diperbarui: 1 Maret 2018   01:53 3798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah 7 hari kurban tenggelam di sungai Sekayu Ponorogo ditemukan

Setelah hampir seminggu pencarian korban tenggelam di Sungai Sekayu Ponorogo, sore tadi mulai menemukan titik terang. Telah diketemukan sesosok mayat laki laki, pada pukul 3-an sore.

Lokasi Sungai Sekayu dalam wilayah kelurahan Pinggirsari, lebih kurang 2-3 km dari lokasi tenggelamnya korban.

BPBD Ponorogo, Polri-TNI dan warga melakukan evakuasi
BPBD Ponorogo, Polri-TNI dan warga melakukan evakuasi
Menurut mas Bayus petugas BPBD Ponorogo sosok tersebut kemungkinan teridentifikasi sdr. Khoirul Syamsi (24th), warga desa Kwajon, kecamatan Bungkal, Ponorogo. Yang tenggelam di sungai Sekayu dusun Mancaan kelurahan Paju, Ponorogo pada hari Rabu (21 Februari 2018). Namun untuk lebih jelasnya korban dibawa ke RSUD Harjono untuk dilakukan identifikasi dan visumnya.

Korban mengalami celaka saat bersama tiga temannya memancing di sungai Sekayu daerah Mancaan. Saat itu temannya yang bernama Wedi Wicaksono terpeleset dan jatuh ke sungai. Khoirul Syamsi berusaha menolong, temannya berhasil ditolong namun dia malah terbawa arus yang saat itu tiba-tiba air menjadi besar.

Saat itu juga warga sekitar, BPBD Ponorogo, aparat kepolisian dan TNI berusaha menyisir namun tidak membuahkan hasil. Keesokan dan lusa harinya diulangi belum juga menemukan tanda-tanda. Dan baru sore tadi ditemukan warga yang sedang melintas di dekat sungai.

Beruntung cuaca cerah dan lokasi tidak terlalu sulit
Beruntung cuaca cerah dan lokasi tidak terlalu sulit
Lokasi ditemukannya sosok mayat, maaf gambar sengaja disamarkan
Lokasi ditemukannya sosok mayat, maaf gambar sengaja disamarkan
Banyak mitos di sungai ini, warga sekitar yakin korban yang tenggelam di sekitar sungai ini baru akan ditemukan setelah minimal 7 hari, seperti yang dituturkan penambal ban di dekat lokasi pemancingan.

Menurutnya, korban baru dilepaskan bila sudah 7 hari, entah kebetulan atau bagaimana ternyata benar adanya pada kejadian ini. Kalau tidak begitu korban tidak bakalan diketemukan.

Berbeda dengan korban yang tenggelam di daerah sebelum melintasi daerah sungai ini karena cuma lewat, jelasnya lagi. Seperti kejadian sebulan lalu ada orang tenggelam di daerah Sambit cuma melewati sungai ini dan diketemukan di daerah Ngawi.

Menurut pak Nasir sekitar 100 meter dari lokasi mancing adalah pertemuan tiga sungai besar di Ponorogo, orang menyebutnya tempuran. Masyarakat meyakini ini daerah angker, sudah beberapa kali kejadian hal aneh di daerah ini.

Kurban selanjutnya dibawa ke RSUD Harjono Ponorogo untuk keperluan identifikasi dan visumnya
Kurban selanjutnya dibawa ke RSUD Harjono Ponorogo untuk keperluan identifikasi dan visumnya
Tak jauh dari tempat ini juga ada daerah yang tak kalah mistis yaitu daerah Klampis Ireng, banyak peziarah baik dari daerah Ponorogo, luar Ponorogo, bahkan dari luar provinsi.

Tempat ini diyakini kerajaan dunia halus, sering disalahartikan untuk mencari pesugihan. Padahal dulu merupakan tempat orang mengasingkan diri untuk bermunajat menjauhkan diri dari keduniawian. Masyarakat sekitar masih menghormati tempat ini, mereka meyakini kalau tidak menggangu tentu tidak akan diganggu, itulah dalam hidup.

Untuk itu masyarakat sekitar seringkali mengingatkan pemancing untuk berhati-hati dalam segala hal waktu memancing. Agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan. Begitupun kendaraan yang lewat daerah ini untuk membunyikan klakson, mungkin sebagai ucapan permisi, jelas Nasir.

Entahlah ada hubungannya atau tidak peristiwa ini tentu bisa diambil hikmahnya untuk hidup saling menghargai, baik sesama yang nampak maupun makhluk yang tidak nampak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun