Perlahan satu persatu penumpang bus pariwisata turun bergantian. Meski salah satu gurunya menyuruh bergantian namun mereka masih saja berebut keluar. Mereka adalah rombongan pelajar setingkat SMU kabupaten Nganjuk yang berdarma-wisata di benteng Pendem Ngawi.
Mereka baru saja melakukan serangkaian perjalanan dari Jawa Tengah. Menurut Pardi salah satu pembimbingnya Lawang Sewu, stasiun Ambarawa, pabrik gula di Klaten, dan benteng Pendem Van nen Bosch ini menjadi rute perjalanannya.
"Sedih melihat kondisi benteng Pendem ini, kondisinya semakin rusak tak terawat.." kata Pardi. Dia merasa prihatin kondisinya setahun yang lalu dengan sekarang masih sama, bahkan menurutnya tambah menyedihkan.
Menurutnya, bangunan sebelah timur sekarang difungsikan untuk ternak burung wallet, temboknya direka sedemikian rupa sehingga menjadi bangunan tinggi tanpa pintu dengan lubang kecil-kecil di sisi atas untuk keluar masuk burung wallet, imbuhnya.
Bau pesing menyengat, ada kolam-kolam kecil yang difungsikan sebagai pendingin sebuah bangunan yang dihuni burung wallet. Paling ujun belakang difungsikan sebagai kandang kambing, sehingga becek dan berbau.
Menurutnya benteng Pendem dan Lawang Sewu sama-sama bagunan peninggalan jaman penjajah Belanda. Dia merasa iri dengan perbedaan perlakuan antara bangunan cagar budaya yang berada di Ngawi dan Semarang.
Dia berharap pemerintah Melawang-sewukan Benteng Van Den Bosch Ngawi ini segera.
"Beberapa kali disurvei namun hanya sebatas survey." Tuturnya.
Menurut Gunawan pengelolaan benteng pendem ini berada di bawah  Yon Armed 12, otomatis milik TNI AD . Hal ini menurut Gunawan membuat pelik pengelolaan.