Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Beku, Ditodong Menjadi Guru Dadakan Fotografi

24 September 2017   08:06 Diperbarui: 24 September 2017   08:08 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syarat ke tiga adalah harus ada kamera. Kamera tak harus DSLR atau mirorrles yang lagi ngetrend, kamera handphone bisa dimaksimalkan terlebih handphone keluaran baru dilengkapi kamera yang mumpuni. Jangan berkecil hati memotret memakai handphone, kata mas Shandy. Untuk foto yang diupload di media sosial dirasa cukup kalau memakai handphone keluaran sekarang.

dr Praminto dan mas Sigid (berjaket) selalu dimintai foto bersama selesai memberi materi
dr Praminto dan mas Sigid (berjaket) selalu dimintai foto bersama selesai memberi materi
Baru aksesoris seperti flash, lensa tambahan, tripod bisa belakangan. Yang penting tahu tehniknya. Menurut dr. Praminto komposisi sangat menentukan foto itu menarik atau tidak.

Pada kesempatan tersebut adik-adik dari SMK Negeri 02 Ponorogo berkesempatan praktek. Memotret memakai handphone dengan media lampu.

Lampu tak harus mahal, bisa memanfaatkan lampu belajar. Biground bisa memakai kertas putih atau hitam yang dibikin melengkung. Ada kelebihan memakai lampu dari pada memakai flash yang ada di handphone, kata mas Sigid. Menurutnya obyek yang dipotret tidak memantulkan cahaya, dan tidak terlalu silau sehingga foto yang dihasilkan tidak pucat.

Beku sendiri awalnya terbentuk dari obrolan warung di warung kopi. Nama Beku juga sepontan ketika saya disuruh mengistilahkan foto. Foto adalah membekukan momen, ataupun membekukan sesuatu. Membekukan bisa diartikan mengawetkan biar bisa dinikmati orang lain yang mungkin jauh di sana atau bahkan generasi setelahnya.

Beku tidak punya kantor, tidak punya sektretariat. Tapi sudah 5 tahun belakangan ini Beku diminta oleh pemerintah daerah Ponorogo lewat dinas pariwisata untuk melaksanakan pameran fotografi tentang Ponoragan. Hal-hal tentang Ponorogo baik wisata, budaya, ekonomi, sosial, adat istiadatnya terutama untuk promosi kepariwisataan. Bahkan pernah disponsori kementrian pariwisata dengan tema Pesona Indonesia beberapa tahun yang lalu.

Foto-foto beku juga menghiasi baliho baliho di jalanan Ponorogo, meski gratis kami bangga ibarat pameran foto ditonton ribuan orang saban hari sampai berbulan-bulan.

Beku sendiri beranggotakan bermacam profesi, ada dokter, orang cetering, wiraswasta, orang sastra, seniman, pegawai PLN, perawat, karyawan dieler, bahkan pelajar dan mahasiswa. Semuanya punya hoby sama memotret, punya kamera, wajib setor karya waktu pameran. Beku mandiri semua alat pameran sudah milik sendiri seperti stand, pigora, peralatan, sampa LCD.

Bahagia bisa berbagi, dan bahagia menjadi bagian sejarah. Terima kasih teman-teman Beku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun