Nafas dalam juga bisa dimaknai 'geregetan', geregetan pada situasi seni budaya, pariwisata ataupun kehidupan keseharian yang ada di Ponorogo. Inilah cara pekerja seni menumahkan ide, gagasan, protes, kritik sosial dalam bingkai seni.
Kepala dinas pariwisata Ponorogo drh. Sujadmiko didampingi ketua Beku dr. Praminto Nugroho SpM|Dokumentasi pribadi
Acara pameran dibuka secara resmi dibuka oleh Kepala dinas Pariwisata Ponorogo pak Sujatmiko didampingi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Sedianya akan dibuka oleh Bupati, karena ada acara yang bersamaan dalam kegiatan hari jadi Kabupaten Ponorogo bupati berhalangan hadir. Dalam sambutanya kepala dinas pariwisata berterimakasih atas terselengaranya pameran, terima kasih pada teman-teman photograpy (
Beku) yang telah mendokumetasikan Ponorogo dalam bentuk potret yang bisa dinikmai orang banyak dan menjadi ajang promosi pariwisata di Ponorogo.Â
Ucapan terima kasih pada perupa lainya yang telah berpartisipasi, apapun kritikan dan masukan sangatlah penting untuk penyelengara pemerintahan untuk kebaikan ke depan. Lebih lanjut kepala dinas pariwisata berpesan untuk pameran yang akan datang meminta teman-teman photograpy untuk lebih mengeksplore kekayaan wisata yang ada di Ponorogo untuk sarana promosi.
batik mas Guntur, selain batik tulis moderen dia juga terus menggali potensi batik asli ponorogo|Dokumentasi pribadi
pengunjung disuguhi kopi, teh dan kudapan dalam angkring secara gratis selama pameran berlangsung|Dokumentasi pribadi
Selain seni etalase, fotografi juga ada seni lukis, batik, seni ukir dan seni pahat. Acara pameran sedianya akan berlangsung sampai tanggal 23 September 2017.
#Beku #HariJadiPonorogo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya