Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Geren dan Megengan, Simbol Kesederhanaan dan Ketidakberdayaan

27 Mei 2017   03:45 Diperbarui: 27 Mei 2017   12:07 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana makam riuh menjelang bulan Ramadan, tradisi geren

Seteleh selesai pebagian tiap orang segera membungkus bagian-nya masing-masing, perlu ketrampilan khusus dan kebiasaan. Jumlah nasi dan lebar daun pisang tidak seimbang. Harus berusaha agar nasi dan lauk bisa tertutupi terbungkus daun.

tiap orang satu bagian berkat, yang tidak bisa hadir dibawakan
tiap orang satu bagian berkat, yang tidak bisa hadir dibawakan
Setelah selesai membungkus nasi dan laut (berkat), semua berpamitan dengan mengucap, Mugi kinabulan nopo sing dados hajad.”

Sesampai di rumah berkat tersebut langsung dibuka dan dimakan bersama oleh keluarganya. Dan harus segera dimaka karena nasi dan lauknya langsung dicampur tanpa ada pemisah. Nasi berkat rasanya luar biasa, ada kerinduan bagi yeg di desanya sudah terbiasa dengan kenduri.

Kenduri merupakan cara orang desa di Jawa Timuran dalam mengungkapkan doa atau hajat. Kehalusan orang Jawa Timuran dalam mengungkapan permintaan. Ada perasaan malu, ewuh pekewuh dan menghindari vulgar dalam berdoa. Ada norma dan etika dalam berdoa yang disimbolkan dalam masakan dan olahan kenduri.

Kenduri juga dimaknai keidakberdayaan, merasa tidak pandai berdoa, rasa rendah diri pada Allah kalau manusia tidak bisa apa-apa. Kenduri bisa dimaknai gotong royong dalam berdoa, merasa tidak bisa dan tidak berdaya sehingga membutuhkan orang lain yang lebih mampu untuk berdoa.

Apapun caranya hanya Allah yang paling tahu dan berhak atas semuanya.

*) Selamat Menjalankan Ibadah Ramadan #Am

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun